Sudah Berumur 700 Tahun, Piring Peninggalan Wali Songo Dicuci
Sembilan piring tapsi atau piring panjang peninggalan Sunan Gunung Jati dikeluarkan dan dicuci di Keraton Kasepuhan. Tradisi pencucian piring-piring itu dinamakan Siraman Panjang sebagai rangkaian menyambut maulid Nabi Muhammad SAW. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Lemahwungkuk TRADISI Siraman Panjang merupakan tradisi turun menurun setiap tanggal 5 maulid. Sebagai rangkaian peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau di Cirebon dikenal dengan tradisi Muludan. \"Setelah siraman panjang nanti kita buka bekasem ikan yang sudah dibuat satu bulan lalu,\" ujar Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat SE. Tradisi Siraman Panjang adalah prosesi penyucian 9 piring yang usianya sudah lebih dari 700 tahun. Sultan membeberkan, 9 piring tersebut adalah piring yang digunakan oleh para wali ketika melakukan musyawarah di Cirebon. Siraman panjang dimulai dengan iring-iringan kaum dan abdi dalem yang membawa benda-benda pusaka dari tempatnya tersimpan di gudang pusaka. Semua benda tersebut terbungkus kain putih. Terdapat sebuah bak kayu berisi air, sementara keluarga dan kerabat keraton duduk mengelilinginya. Satu per satu benda pusaka dicuci dan diakhiri doa bersama. Pencucian piring-piring ini merupakan tradisi setahun sekali yang dilakukan menjelang malam puncak peringatan maulid Nabi. \"Puncak peringatan Maulid Nabi tahun ini tanggal 12 Desember. Pada malam itu, piring-piring tersebut akan digunakan sebagai untuk membawa nasi rasul dan lauk-pauknya,\" kata Sultan. Upacara siraman panjang jimat adalah tradisi leluhur Kesultanan Kasepuhan menjelang acara puncak muludan. Benda pusaka dibersihkan agar ketika digunakan nanti benda-benda tersebut benar-benar bersih. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: