Lestarikan Seni Tari Pencak Silat, Padepokan SBL Diaktifkan Lagi

Lestarikan Seni Tari Pencak Silat, Padepokan SBL Diaktifkan Lagi

INDRAMAYU - Sempat mati suri berpuluh tahun lamanya, seni tari pencak silat Satria Budi Laksana (SBL) kembali dihidupkan. Adalah Wawan SIP, Kuwu Desa Cipancuh, Kecamatan Haurgeulis, berkeras mengaktifkan kembali tradisi lama itu. Kuwu yang akrab disebut Ki Ageng Cipancuh inipun lantas mendirikan sebuah peguron yang diberi nama Padepokan Satria Budi Laksana (SBL) di kediamannya Blok Sumur Bandung, tepat pada 20 Agustus 2016. “Insya Allah, tidak lama lagi Padepokan SBL akan kita launching,” ungkap Kuwu Wawan, kepada Radar Indramayu, Sabtu (10/12). Launching padepokan, terang dia, seiring semakin banyaknya jumlah peserta dan kini mencapai 114 orang. Mayoritas adalah anak-anak muda. Di padepokannya, latihan rutin digelar saban Sabtu malam Minggu dan Selasa Malam Rabu. “Dulunya cuma beberapa anggota, itu pun tetangga sama pamong desa. Alhamdulillah setelah melibatkan anggota Bhabinkamtibmas dari Polsek Haurgeulis dan Babinsa Koramil jumlah pesertanya meningkat sampai ratusan,” sebut dia. Sesuai namanya, gerakan dari Seni Tari Pencak Silat SBL ini memadukan antara seni tari, olahraga serta paduan kekompakan dalam memperagakan jurus-jurus pencak silat. Peragaannya terasa semarak lantaran diiring musik gamelan khas Sunda. Menurut Kuwu Wawan, banyak nilai positif yang terkandung di dalamnya. Selain olahraga untuk kesehatan, seni tari pencak silat SBL juga menekankan etika, sopan santun dan penghormatan kepada orang tua. Karena itu sangat cocok untuk generasi muda dalam menangkal kenakalan remaja dan sebagaianya. Apalagi dalam sejarahnya pada zaman penjajahan dulu, anak-anak muda di Desa Cipancuh wajib mengusai ilmu beladiri sebagai bekal untuk merantau atau pertahanan diri jika diserang lawan. Ilmu beladiri diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur di desa tertua yang berdiri tahun 1913 tersebut. Pada sekitar tahun 1950-an, seni bela diri pencak silat Jurus Cimande di Desa Cipancuh berada di puncak kejayaannya. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, generasi muda Desa Cipancuh mulai meninggalkan tradisi beladiri ini. Hanya sebagian kecil yang masih mempertahankannya, itupun dilakoni oleh para sesepuh yang masih hidup. “Kini kami berupaya untuk melestarikannya. Titik fokusnya bukan pada kesaktian adu kekuatan, tapi seninya. Karenanya disebut Seni Tari Pencak Silat Satria Budi Laksana. Para sesepuh kita libatkan kembali menjadi pelatih,” pungkas Kuwu Wawan. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: