Menhan Dorong Hapus Perploncoan di Sekolah

Menhan Dorong Hapus Perploncoan di Sekolah

JAKARTA - Praktik perploncoan yang biasa ada saat pergantian tahun ajaran baru atau masa orientasi siswa baru di sekolah-sekolah masih banyak dijumpai. Meski telah dilarang, namun di sebagian sekolah hal tersebut masih dianggap sebagai tradisi yang wajib dilakukan. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memandang bahwa praktik perploncoan di sekolah-sekolah tidak boleh diteruskan. Menurut Ryamizard, perploncoan tidak memberikan manfaat sedikitpun terutama kepada para siswa baru. Dia berharap bahwa pihak sekolah dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada para sisawa barunya. Seperti menanamkan rasa nasionalisme dan semangat bela negara kepada mereka. Hal tersebut dipandang perlu. Mengingat saat ini nasionalisme dan semangat kebangsaan masyarakat Indonesia sedang diuji dengan adanya isu berbau SARA, intoleransi antarumat beragama, serta terorisme. “Bela negara itu bagaimana mencintai bangsa dan negara. Luar biasa perjuangan merebut kemerdekaan, tidak banyak negara yang merebut kemerdekaannya sendiri. Wawasan ini harus ditanamkan sejak taman kanak-kanak,” kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat (Jakpus). Die menjelaskan, bahwa wawasan mengenai bela negara tidak melulu berbau dengan pertempuran. Namun juga mengenai bagaimana caranya mempertahankan kemerdekaan tersebut dengan melakukan pembangunan di berbagai lini kehidupan. “Perang itu cuma satu persennya saja. 99 persennya adalah memelihara kebersamaan. Bela negara itu memelihara kebersamaan untuk menghadapi ancaman,” terang manta Kepala Staf Angkatan Darat itu. Karena alasan itu, Ryamizard mendorong penghapusan praktik perploncoan terhadap sisawa baru di sekolah dan menggantinya dengan pembekalan wawasan kebangsaan atau bela negara. “Plonco itu ditiadakan saja. Ngapain disuruh nyari pacet, nyari kodok. Maka beri pendidikan bela negara. Ada manfaatnya. Ini yang kita mulai dan kita syukuri, bagaimana membuat bangsa ini ke depan lebih bagus,” tukasnya. Selain mendorong menghapusan praktik perploncoan di sekolah, Ryamizard juga mendorong negara untuk memenuhi cita-cita konstitusi, yakni mengentaskan anak jalanan. Salah satu caranya yakni memberikan akses pendidikan yang layak kepada mereka. “Bagaimana anak telantar di jalanan kita pikirkan. Sampah tidak menjadi sampah dan menjadi berguna. Kita mulai membina keterampilan ilmu agama. Kita lihat 10 sampai 20 tahun lagi ke depan bisa hebat,” harapnya. (dod)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: