Pencarian Bocah Hanyut di Sungai Cihejo Masih Nihil

Pencarian Bocah Hanyut di Sungai Cihejo Masih Nihil

KUNINGAN - Hari kedua upaya pencarian tim dari BPBD dan Basarnas terhadap Hamdan Nurohman (6) korban hanyut akibat luapan sungai Cihejo di Desa Galaherang, Kecamatan Maleber, ternyata masih belum membuahkan hasil.   Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengungkapkan, pencarian dilakukan mulai dari titik korban terjatuh kemudian menelusuri sepanjang Sungai Cihejo hingga Sungai Cisanggarung. Bahkan pencarian sudah mencapai daerah Luragung yang berjarak lebih dari 10 Km dari titik korban terpeleset, namun tim belum menemukan keberadaan korban.   \"Tim mulai diturunkan ke lokasi sekitar pukul 07.00 WIB langsung menelusuri sepanjang sungai Cihejo dilanjut hingga Cisanggarung. Pencarian sudah menjangkau daerah Luragung, namun hasilnya nihil,\" kata Agus kepada radarcirebon.com, Kamis (15/12).   Dijelaskan Agus, kondisi sungai yang deras dan berbatu membuat proses pencarian tidak memungkinkan menggunakan perahu karet. Untuk itu pencarian pun fokus dilakukan dengan cara berjalan kaki menelusuri sepanjang sungai dan titik-titik yang memungkinkan korban tersangkut.   Agus mengatakan, upaya pencarian hari kedua ini terpaksa kembali dihentikan sekitar pukul 16.00 WIB karena kondisi cuaca yang tidak mendukung, hujan turun sangat deras. Rencananya pencarian akan kembali dilanjutkan besok.   \"Untuk pencarian besok, akan dibentuk dua tim. Yang pertama akan melanjutkan pencarian menelusuri Sungai Cisanggarung dan tim lainnya akan fokus di Sungai Cihejo,\" kata Agus.   Hal ini karena pertimbangan melihat kondisi Sungai Cihejo yang banyak terdapat puing-puing tembok penahan tebing yang ambruk serta batang pohon yang masih melintang sehingga ada kemungkinan korban tersangkut di sana.   Patut diketahui juga, kata Agus, musibah yang terjadi di Desa Galaherang tersebut bukan banjir bandang seperti yang banyak dibicarakan warga melainkan karena luapan air sungai akibat terjadi sumbatan di beberapa titik. Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut selama hampir tiga jam, lanjut Agus, menyebabkan banyak pohon di bibir sungai yang tumbang dan terbawa arus hingga akhirnya menimbulkan sumbatan.   \"Banyak rumpun bambu dan pohon kelapa serta pepohonan lain yang tumbang dan hanyut terbawa arus sungai sehingga menyebabkan sumbatan. Akibatnya, derasnya hujan menyebabkan volume sungai meningkat yang diperparah dengan adanya sumbatan tadi sehingga akhirnya air sungai meluap dan menggenangi puluhan rumah warga di desa tersebut,\" kata Agus. (taufik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: