Mohammad Ian, Pembuat Aplikasi Fugo Express; Sehari Bisa 200 Order, Ada yang Minta Kembang 7 Rupa

Mohammad Ian, Pembuat Aplikasi Fugo Express; Sehari Bisa 200 Order, Ada yang Minta Kembang 7 Rupa

Antar jemput hingga pesan makanan kini bisa dilakukan lewat satu genggaman. Hanya dengan \"Klik\", apapun jadi lebih praktis. Lewat aplikasi Fugo Express, Mohammad Ian membantu dan memberi orang-orang kemudahan. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon MAU beli nasi jamblang, beli tiket nonton atau antar jemput tapi malas macet-macetan di jalan? Tinggal klik, pilih, dan order. Akan ada serdadu yang siap membantu. Ya, serdadu-serdadu itu membantu konsumen lewat aplikasi Fugo Express. Penggagas aplikasi tersebut Mohammad Ian (32). Ian, begitu ia biasa disapa, merancang aplikasi Fugo Express untuk memberi kemudahan bagi masyarakat di zaman teknologi seperti sekarang. Butuh 3 tahun bagi Ian untuk membuat aplikasi ini. Melakukan survei, mencari serdadu, sampai kerjasama dengan outlet dilakukan. Hingga saat ini, ada 2.900 menu dan lebih dari 190 outlet yang sudah bekerjasama dengan Fugo Express. Di aplikasi tersebut, konsumen bisa jasa antar jemput, memesan makanan, tiket nonton dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Ian mengaku, aplikasi Fugo Express sudah bisa diakses sejak 15 Desember 2016. Responsnya pun baik. Ada lebih dari 200 order setiap harinya dari pemesan wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon. \"Ada yang pesan makanan, kebutuhan sehari-hari, kembang tujuh rupa di pasar juga ada. Bahkan pernah ada orang yang dari luar negeri pesan lewat aplikasi, dia pesan bunga untuk diantar ke pasangannya sebagai kado ulang tahun,\" ungkap Ian. Secara teknis, untuk mendapatkan kemudahan itu, pemesan bisa mendownload aplikasi di playstore smartphone masing-masing. Setelah didownload, mengisi data diri untuk bisa melakukan pemesanan. Setelah itu, ada pilihan \"Fugo transport\" untuk jasa antar jemput, \'Fugo Kuliner\' untuk pesan makanan atau minuman, dan \'Fugo apa aja\' untuk memesan kebutuhan lainnya. Pemesan hanya mengklik pilihan-pilihan itu sesuai kebutuhan. Kemudian akan ada rincian harga yang dipesan berikut dengan ongkos kirimnya. Setelah memesan, muncul nama serta nomor telefon serdadu yang akan mengantarkan pesanan. Ian mengaku, untuk mengenalkan aplikasi ini tidak mudah. Sebelumnya, Ian membuka jasa pesan antar hanya lewat media sosial. \"Memang harus edukasi dulu, ada sebagian yang sudah terbiasa, ada juga yang masih kesulitan. Rata-rata usia produktif, pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran yang pesan,\" kata pria kelahiran Cirebon, 31 januari 1984 itu. Untuk menjalankan bisnis ini, Ian dibantu oleh 21 serdadu. Kenapa disebut serdadu? Karena serdadu ibarat orang yang siap tempur dalam keadaan apapun. Serdadu yang membeli pesanan, mengantarkan makanan, yang macet-macetan di jalan. \"Pernah ada pengalaman serdadu yang dimarahi konsumen gara-gara pesanannya kurang. Konsumen itu pesan pecel lele, tapi lalapnya gak ada. Itu marahnya ngeri, tapi walau bagaimanapun konsumen tetap raja, kita berusaha memberi pelayanan yang terbaik,\" jelasnya. Dari pengalaman itu, Ian selalu memberi pengarahan kepada para serdadu. Menurutnya, serdadu tidak penting memiliki ijazah tinggi tapi harus punya attitude yang baik. \"Dari bisnis ini juga saya membantu mengurangi pengangguran. Serdadu ada yang lulusan SMA, bahkan ada juga yang hanya lulus SD. Bagi saya ijazah gak penting, yang penting attitude-nya baik dan siap tempur. Karena konsumen itu cuma butuh tiga, pelayanan yang cepat, tepat dan ramah,\" bebernya. Ian mengakui bahwa aplikasi yang dibuatnya itu belum sempurna, perbaikan masih terus dilakukan. Rencananya, Ian akan menambahkan pilihan untuk para lansia agar mudah melakukan transaksi lewat aplikasi. \"Kadang ada yang mau pesen bapak-bapak dan ibu-ibu yang nggak ngerti, nggak mau ribet, nanti akan ada pilihan untuk mereka. Akan ada juga fugo pay, jadi konsumen gak usah bayar cash,\" pungkasnya. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: