Pengurus Baru KONI Mulai Inventarisasi Atlet

Pengurus Baru KONI Mulai Inventarisasi Atlet

CIREBON – Draft personalia pengurus KONI Kota Cirebon periode 2016-2020 sudah diserahkan ke KONI Provinsi Jawa Barat. Hal ini dipastikan oleh Ketua Umum KONI Kota Cirebon terpilih, Hj Wati Musilawati SH MM. Sayang, Wati masih belum bersedia mengungkapkan detail pengurus yang telah dia pilih bersama tim formatur. Sementara itu, menurut rencana, pelantikan akan dilakukan pada 25 Januari mendatang. Wati memastikan, pengurus KONI periode empat tahun mendatang adalah orang-orang yang telah siap bekerja. Kinerjanya sudah terbukti saat mengantarkan Kota Cirebon merebut posisi 10 besar di Porda Jabar XII/2014. “Beberapa orang telah berpengalaman mengurus organisasi olahraga sebelumnya,”  kata Wati, kemarin. Sambil menanti pelantikan pengurus KONI Kota Cirebon 2016-2020, Wati sudah menyusun rencana. Terutama, strategi pemenangan atlet Kota Cirebon di Babak Kualifikasi (BK) Porda Jabar XIII/2018. Rangkaian BK Porda akan dihelat mulai tahun ini. Di samping itu, Wati merasa perlu memetakan kembali kekuatan masing-masing cabang olahraga (cabor). Pasca meraih sukses di Porda 2014, menurut Wati, sudah banyak perbuhan yang terjadi. Pergeseran kekuatan cabor memang tidak terelakkan. Renang misalnya, ditinggal pergi oleh perenang terbaiknya, Livia Valiant Kostaman, yang hijrah ke Kabupaten Bogor. Pada Porda XII di Kabupaten Bekasi, Livia meraih 3 emas dari nomor 50 meter, 100 meter dan 200 meter gaya dada. Di samping itu, POBSI pun mengakui kekuatannya menurun. Top organisasi cabor biliar tidak dapat mengandalkan dua pebiliar putra terbaiknya untuk mendulang medali emas seperti sebelumnya. Rudi Hartono dan Dicky Suprapto tidak dapat lagi diturunkan pada kategori junior. Keduanya sudah naik kelas ke level senior. “Pada kategori senior, Rudi dan Dicky akan bersaing dengan para pebiliar putra nasional. Itu berat untuk meraka. Untuk meraih emas peluangnya sangat kecil,” kata Ketua Umum POBSI Kota Cirebon, Saut Pasaribu. Salah satu cabor yang masih terjaga konsistensinya adalah PGSI. Induk organisasi cabor gulat di Kota Cirebon tersebut masih memiliki stok atlet mumpuni. Trio pegulat alumni Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, Adhitya Eka Lazuardi, Dewi Atiya dan Peri Budiawan, pun masih bisa diturunkan. PGSI pun melakukan regenerasi atlet dengan baik. “Ada beberapa pegulat junior yang sudah bisa kita andalkan di Porda,” ujar Sekretaris Umum PGSI, Atep Kosasih. Di samping PGSI, Kota Cirebon memiliki kekuatan baru dari cabang olahraga bela diri asal Thailand, muaythai. Muaythai Indonesia (MI) Kota Cirebon memiliki sejumlah atlet yang kualitasnya telah teruji di kejuaraan nasional. “Kami optimistis bisa menyumbangkan medali emas di Porda 2018 mendatang,” ujar Ketua Umum MI, Raffo Lattupeirissa. Perbuhana potensi cabor jelang Porda XIII di Kabupaten Bogor menuntut KONI mengukur kembali kekuatan yang ada. Karena itu, menurut Wati, segera setelah pelantikan, KONI akan menginfentarisasi atlet proyeksi Porda. “Kita akan mendata atlet-atlet potensi emas Porda. Kita juga perlu mengambil sikap untuk  beberapa cabor yang kekuatannya dinilai menurun. Banyak hal akan kita lakukan demi mempertahankan prestasi di Porda,” kata Wati. (ttr)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: