Kebijakan FIFA Menguntungkan Indonesia

Kebijakan FIFA Menguntungkan Indonesia

KEBIJAKAN FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) untuk menambah jumlah peserta di Piala Dunia 2026, mendapat sambutan positif dari PSSI. Otoritas tertingi dari sepak bola tanah air itu menilai bahwa kebijakan FIFA tersebut sangat menguntungkan negara-negara yang masih berstatus \'\'berkembang\" dalam level sepak bola. Indonesia salah satunya. \"Tentu, kebijakan itu sangat menguntungkan bagi negara-negara kecil yang selama ini harus die hard hanya demi mendapatkan tiket peserta di ajang sepak bola terakbar itu,\" kata Joko Driyono, Wakil Ketua Umum PSSI, kemarin (11/1). \"Tapi, bukan berarti sangat gampang juga untuk mendapatkan satu dari banyaknya kesempatan itu,\" papar dia. Kebijakan FIFA yang menambah jumlah peserta di Piala Dunia 2026 tersebut memang menimbulkan kontroversi. Sebab, negara-negara raksasa sepak bola dunia menunjukan keberatan mereka. Dengan alasan, jumlah peserta yang kian banyak tersebut secara otomatis akan memperpanjang perjuangan mereka dalam turnamen paling sepak bola paling akbar di dunia itu. Selama ini, jumlah peserta Piala Dunia hanya dikuti oleh total 32 negara yang berhasil lolos babak kualifikasi. Para peserta tersebut kemudian dibagi dalam delapan grup dengan format home turnamen. Dua tim teratas di setiap grup kemudian lolos ke babak 16 besar, kemudian delapan besar sebelum ke fase semifinal dan final. Meski begitu, Joko menyebutkan, tidak ada alasan bagi negara negara besar tersebut untuk menunjukkan sikap resistensi atas kebijakan FIFA itu. \"Karena filosofi dasar dari turnamen itu adalah yang terkuat yang akan menjadi juara. Jadi, kalau merasa diri kuat, mengapa harus takut,\" tandas pria asal Ngawi, Jawa Timur ini. Nah, terkait peluang Indonesia, Joko menuturkan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Hanya saja, agar bisa menjadi kontestan Piala Dunia di 2026 mendatang, semua stake holder sepak bola tanah air sudah harus mulai bekerja keras mulai saat ini. \"Karena negara lain tidak statis, mereka juga berlari dalam mempersiapkan generasi mereka,\" ujarnya. Sebagai catatan, Indonesia saat ini masih berada di peringkat 171 dunia. Posisi tersebut, lanjut Joko, seharusnya bisa menjadi gambaran realistis level sepak Indonesia di level dunia. \"Kalau mau berkontestan di sana, maka kita harus memaksimalkan pembinaan bagi pemain pemain di level usia 15 tahun saat ini,\" jelasnya. (ben)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: