Popularitas Karna Sobahi Belum Ada yang Tandingi

Popularitas Karna Sobahi Belum Ada yang Tandingi

MAJALENGKA – Popularitas DR H Karna Sobahi MMPd sebagai tokoh yang digadang-gadang bakal maju sebagai calon bupati pada pilbup 2018 mendatang, masih di atas angin. Sehingga banyak kalangan internal PDIP yang ingin mendampinginya. Di sisi lain, kalangan eksternal PDI Perjuangan tidak banyak pergerakan mengusung sosok atau tokoh yang akan menyaingi popularitas Karna Sobahi. Sehingga terkesan parpol non PDIP hanya menunggu limpahan calon, yang tidak diakomodasi partai berlambang moncon putih untuk didorong sebagai calon di pilbup nanti. Pengamat politik, Rahman menyebutkan Karna Sobahi menjadi rebutan internal PDIP, karena popularitasnya saat ini belum ada yang menyaingi. Bahkan belum ada tokoh, politisi maupun tokoh masyarakat lain yang mendekati popularitasnya. “Pak Karna sudah sangat dikenal luas hingga ke grass root, tidak hanya di tingkat elit politik atau sekedar di dunia maya. Jadi wajar jika tokoh dan politisi lain berebut untuk jadi pendampingnya, bahkan tokoh dari internal partai (PDIP red) saat ini bersaing ingin jadi pasangan duetnya. Termasuk dari eksternal banyak yang menunggu keputusan PDIP,” ujar dia. Selama ini beberapa nama digadang-gadang bakal mendampingi Karna Sobahi jika diusung PDIP, dari internal PDIP diantaranya sekretaris DPC PDIP Tarsono D Mardiana. Tidak sedikit yang menjodohkan kedua figur ini di dunia maya, maupun di komunitas-komunitas tertentu. Figur internal parpol lainnya adalah H Surahman, mantan Ketua DPRD Majalengka periode 2009-2014 yang kini menjadi anggota DPRD Jawa Barat. Surahman juga tidak kalah persiapan dan dukungan untuk mendampingi H Karna Sobahidi pilbup 2018 mendatang. Dari eksternal parpol ada kadisdik H Iman Pramudya dan Imas Indrawati, yang disiapkan untuk bersaing mendapat rekomendasi sebagai calon dari PDIP untuk maju di Pilkada. Sementara beberapa politisi menyadari popularitas tokoh di internal partainya belum ada yang bisa menyaingi Karna Sobahi. Sebab Karna Sobahi sudah lebih dikenal dan turun ke masyarakat sejak 8 tahun terakhir. Sehingga pilihan realistisnya menunggu figur yang tidak diakomodasi PDIP. “Figur-figur yang bersaing mendapat rekomendasi di PDIP itu punya link masing-masing. Tapi sosok yang akan diusung hanya dua. Jadi mungkin limpahan dari yang tidak diakomodir itu yang akan kita komunikasikan untuk bekerja sama dengan kita buat Pilkada nanti,” ungkap politisi yang enggan disebutkan namanya itu. (azs)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: