Liverpool vs Southampton, Kuncinya, Nikmati Saja

Liverpool vs Southampton, Kuncinya, Nikmati Saja

LIVERPOOL – Liverpool sudah tidak bisa lagi berharap tuah Anfield. Karena faktanya, Anfield sudah tidak bisa diharapkan memberi keberuntungan bagi The Reds, julukan Liverpool. Terbukti, pada akhir pekan lalu WIB (21/1), Liverpool dipermalukan Swansea City 2-3 di pekan ke-22 Premier League. Nah, bagaimana dengan leg kedua semifinal EFL Cup dini hari nanti WIB? Masihkah tuah Anfield menolong Liverpool untuk melenggang ke final EFL Cup dengan defisit satu gol atas Southampton? \'\'Bukan ciri kami, klub besar bermain dengan 80 atau 90 persen bertahan. Di setiap laga kami selalu dominan. So, kami harus menikmatinya,\'\' ucap pelatih Liverpool Juergen Klopp, dikutip The Guardian. Liverpool mencetak gol terbanyak di EFL Cup musim ini, 12 gol. Tetapi itu tidak dapat menjadi kunci defisit satu gol dari Soton bisa teratasi. Karena faktanya, musim ini tidak satu pun gol yang dapat dicetak penggawa Liverpool ke gawang Soton. Bukan hanya pada leg pertama EFL Cup, demikian juga pada pekan ke-12 Premier League (19/11). Setidaknya, rerata 2,46 gol per laga di kandang bisa jadi acuan bahwa harusnya misi mencetak 2 gol ke gawang Fraser Forster di atas kertas mudah dilakukan. \'\'Itu cukup untuk meloloskan tim ini. Tapi saya merasa, masalah bisa datang dari pertahanan kami. Tim ini harus lebih baik,\'\' lanjut Klopp. Sejak di 2017 ini, pertahanan Liverpool sudah kebobolan 7 dari enam laga. Kembalinya Joel Matip dalam starting eleven bakal jadi harapan Klopp. Sebab, sepanjang Matip dimainkan sebagai starter, Liverpool bersih dari kekalahan. Liverpool pun cuma kebobolan 0,78 gol per laganya. Coba bandingkan dengan rerata kebobolan 1,2 gol per laga di segala ajang di saat Matip absen atau bermain sebagai pengganti. Sekalipun tidak punya duel udara sebagus Dejan Lovren, konsentrasi dan intersepnya sudah jadi modal untuk meredam Soton yang kerap melakukan tembakan-tembakan jarak jauh. Dusan Tadic layak diwaspadai dengan kebiasaan percobaan dari luar kotak penaltinya. Hanya Klopp tidak mau bergantung  pada satu nama untuk bertahan. Karena bagi dia, pertahanan terbaik itu pertahanan sebagai sebuah unit. Liverpool Echo melaporkan, Philippe Coutinho tidak ikut berlatih di Melwood. Hanya, media di Liverpool menilai masih ada kans Coutinho tetap dimainkan. Solusi lain jika Coutinho absen, maka ada Divock Origi yang pernah menempati sayap kiri Coutinho. Setidaknya dengan adanya Roberto Firmino dan Coutinho, maka agresivitas Liverpool bisa lebih baik. Meski kalah dari Swansea, mencetak dua gol jadi peningkatan performa Liverpool begitu posisi lini depan ada Coutinho dan Firmino. Ada kabar gembira bagi Klopp. Bek tengah yang juga kapten tim Soton Virgil van Dijk besar kansnya absen di laga ini. Dilansir Sky Sports, Van Dijk belum 100 persen pulih dari cedera engkel pasca laga melawan Leicester City lalu (22/1). Sebagai gantinya, kolaborasi bek tengah The Saints –julukan Soton– akan diisi Maya Yoshida dan Jack Stephens. Padahal, peran Van Dijk pada leg pertama lalu sudah sukses mengisolasi pergerakan Daniel Sturridge. Postur 193 sentimeternya pun cukup untuk meredam crossing yang dilakukan Jordan Henderson dkk. Claude Puel dalam pernyataannya tidak peduli dengan siapa lini pertahanannya akan bermain. Dengan atau tanpa Van Dijk. \'\'Kami punya mentalitas yang bagus dalam skuad ini. Dan menurut saya, dengan pemain yang berbeda sekalipun masih mampu memberikan dampak bagus bagi permainan tim ini,\'\' koar pelatih berkebangsaan Prancis itu. Puel pun menegaskan, misi timnya pada leg kedua ini bukan mempertahankan keunggulan satu gol. \'\'Oke, unggul satu gol memang penting. Tetapi, saya kira akan jauh lebih penting lagi apabila kami mampu mencetak satu gol lagi,\'\' imbuhnya. Bukan hanya berbekal dari hasil pada leg pertama, pada leg kedua ini juga Yoshida dkk bakal lebih menggila lagi. Maklum, jika mereka bisa meredam Liverpool dan lolos ke partai puncak EFL Cup, 26 Februari  mendatang, maka itu akan jadi lompatan sejarah besar bagi Soton. Maklum, klub berusia 132 tahun itu sudah 38 tahun tidak merasakan atmosfer Wembley. Kali terakhir, mereka merasakannya sekalipun itu Wembley lama adalah pada final Piala Liga 1979 silam. Yang jadi pertanyaan, sudikah Klopp melepaskan peluang terbaiknya menuntaskan penasaran di dalam memburu trofi pertama bagi Kopites –sebutan fans Liverpool– di dalam musim keduanya ini? \'\'Mungkin klub besar Premier League lainnya tidak peduli (dengan EFL Cup). Tapi tidak dengan kami,\'\' klaim Klopp. (ren/dns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: