Gara-Gara Banjir, Hasil Panen Warga Cirebon Timur Terjun Bebas
CIREBON - Dampak pasca banjir yang melanda Wilayah Timur Cirebon mulai terasa. Para petani Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, nyaris gagal panen. Dari 57 hektare lahan pertanian di sana, hampir seluruhnya terendam banjir. Akibatnya, jika pada kondisi normal, untuk luas sawah satu hektare bisa menghasilkan empat ton padi, saat ini hanya setengahnya saja. Ruskat (69) warga Desa Astanamukti menuturkan, hasil panen kali ini gagal total. Dari satu hektare sawah yang ia garap, hanya mendapatkan sekitar 15 kuintal padi. “Di sini hampir seluruhnya terendam. Sawah kan kondisinya lebih rendah dari jalan. Kalau air di jalan surut, di sawah ternyata tidak. Padi terus-terusan tergenang sampai sekarang,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Saat ini Ruskat masih kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Dia juga bingung untuk mengembalikan modal yang sudah terpakai saat musim tanam sebelumnya. “Tahun kemarin bagus, hasilnya normal. Sekarang gagal, biaya juga membengkak. Kita tidak bisa bayar utang. Untuk satu hektare butuh biaya sekitar Rp 12 juta, sewa lahannya sekitar Rp 7 juta. Cuma dapat lima kuintal. Ruginya banyak sekali, boro-boro nyiapin modal buat musim tanam selanjutnya,” tuturnya. Turunnya hasil panen para petani tersebut, diperparah kondisi bulir padi yang berwarna kehitaman akibat terendam lumpur selama berhari-hari. Kondisi itu, berpengaruh pada harga jual di tingkat pengepul. Jika biasanya untuk kondisi normal dengan warna bulir cerah, per kilonya gabah kering dihargai sekitar Rp 4.500, maka untuk saat ini laku Rp 3 ribu pun sudah beruntung. Agar tidak terjadi kerugian yang semakin besar, sejumlah petani juga terpaksa memanen padinya lebih awal. Mereka khawatir banjir yang merendam tanaman padi tersebut, menurunkan kualitas gabah dan membuat petani semakin merugi. Sekertaris Desa (Sekdes) Astanamukti, Agung Insani Putra (30) mengatakan, kondisi itu hampir merata di sejumlah wilayah yang terkena banjir. Dia pun meminta pemerintah ataupun dinas terkait fokus ke penanganan petani yang terancam mengalami kerugian yang tidak sedikit tersebut. “Kalau bantuan yang sudah datang ya paling sejenis sembako. Harapannya ya ada juga untuk petani. Karena berkaitan dengan kelangsungan perekonomian dan hajat hidup masyarakat sini yang mayoritas petani,” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: