Jadi Saksi Kasus Korupsi E-KTP, Jawaban Papa Setnov Tak Pasti

Jadi Saksi Kasus Korupsi E-KTP, Jawaban Papa Setnov Tak Pasti

JAKARTA- Saksi dari kalangan DPR terkait megakorupsi E-KTP banyak berkelit. Setelah Miryam S Haryani yang berbelit-belit, giliran Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) yang memberikan jawaban tak pasti alias plintat-plintut. Selama sidang, Setnov banyak menjawab tidak tahu terkait korupsi E-KTP. Termasuk ketika terkuak nama keponakannya, Irvan Hendra Pambudi Cahyo. Irvan yang merupakan Direktur PT Murakabi Sejahtera diduga ambil bagian dalam tim Fatmawati, bentukan tersangka Andi Agustinus alias Andi Narogong. Munculnya nama keluarga Setnov membuat suasana sidang di pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) Jakarta seketika riuh. Jaksa penuntut umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiq Ibnugroho pun mencecar Setnov dengan pertanyaan seputar famili yang berasal dari istri pertamanya Luciana Lily itu. “Apakah saudara kenal dengan Irvan Hendra Pambudi alias Irvan,” tanya Jaksa Taufiq. Setnov mengakui bila Irvan merupakan saudara dari istri pertamanya. Namun, ketua umum Partai Golkar itu mengaku tidak tahu menahu bila saudaranya tersebut merupakan pimpinan konsorsium Murakabi Sejahtera yang diatur tim Fatmawati sebagai peserta lelang tandingan konsorsium Percetakan Negara RI (PNRI), pemenang tender E-KTP. “Setahu saya usahanya jual beli kendaraan,” jawab Setnov. Jaksa tidak begitu saja mengiyakan kesaksian politikus senior Golkar itu. Jaksa menunjukan salah satu poin BAP Setnov yang menyebut bila Setnov kenal dan mengetahui bahwa Irvan merupakan direktur PT Murakabi. “Di sini (BAP) saksi menjawab kenal dengan Irvan sebagai Direktur PT Murakabi,” cecar jaksa Taufiq. “Saya tahu dari media,” kelit Setnov. Di surat dakwaan Irman dan Sugiharto, Irvan memiliki peran cukup sentral dalam pra-perencanaan proyek E-KTP. Dia disebut pernah melakukan pertemuan dengan anggota tim Fatmawati di Graha Mas Fatmawati Blok B Nomor 33-35 Jakarta Selatan pada medio Mei-Juni 2010. Pertemuan yang dikoordinir Andi Narogong itu dihadiri sejumlah pihak dari kelompok swasta. Pertemuan itu membahas tentang rencana membentuk 3 konsorsium, yakni PNRI, Astragraphia, dan Murakabi Sejahtera. Tim itu juga bersepakat mengarahkan konsorsium PNRI sebagai pemenang lelang tender proyek E-KTP senilai Rp5,9 triliun. Nah, konsorsium Astragraphia dan Murakabi sengaja dibentuk agar ada peserta lain yang seolah turut serta dalam lelang. Selain tentang hubungan Setnov dengan Irvan, jaksa KPK juga berupaya membuktikan keterlibatan Setnov dalam perencanaan proyek yang merugikan negara Rp2,3 triliun itu. Salah satunya menanyakan pertemuan Setnov dan Andi Narogong. Pertemuan itu diduga membahas soal pengaturan proyek E-KTP dari awal hingga pelaksanaan. “Pernah ingat terdakwa 1 (Irman) bersama Andi Narogong temui Anda di lantai 12 Fraksi Golkar ?” tanya jaksa KPK Irene Putri. Namun, lagi-lagi Setnov mengelak. “Tidak pernah,” ucapnya. Jaksa KPK Abdul Basir menanyakan soal pertemuan Setnov dan Andi di sebuah restoran T Box Cafe pada 2009. Kali ini, Setnov mengakui pertemuan itu. Hanya, dia menyebut bila pertemuan tersebut membahas tentang kaus untuk atribut partai. “Saya tanya (ke Andi) ada urusan apa? Dia jawab saya supplier kaus,” sahut Setnov. Setnov juga mengaku tidak kenal baik dengan terdakwa Irman dan Sugiharto. Khususnya Irman, Setnov mengaku hanya bertemu sekali di Jambi pada 2015 di sebuah acara. Padahal, di surat dakwaan, Setnov disebut-sebut beberapa kali bertemu dengan Irman dan mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Diah Anggraeni. Kesaksian Setnov yang hanya sekali bertemu dengan Irman langsung dibantah oleh Irman. Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri itu mengaku pernah bertemu dengan Setnov dua kali di Februari 2010 di hotel Gran Melia Jakarta. Pertemuan untuk membahas E-KTP itu juga dihadiri Diah Anggraeni dan Andi Narogong. Selain itu, Irman juga menyebut pernah bertemu Setnov sebulan berikutnya di lantai 12 gedung DPR, ruang ketua fraksi Partai Golkar. Pertemuan itu juga melibatkan Andi Narogong. “Kemudian terakhir saya juga pernah dapat pesan dari Setnov melalui kurir bu Diah. Pesannya, kalau nanti ditanya penyidik atau siapa saja ngomong tidak kenal dengan Pak Setya Novanto,” beber Irman. (tyo/bil/jun)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: