Tak Punya Goal Getter, Jangan Salahkan Djanur

Tak Punya Goal Getter, Jangan Salahkan Djanur

BANDUNG – Sampai pekan keenam Liga 1, Persib masih bertengger di papan tas klasemen yakni di posisi kedua dengan 12 poin. Meski berada di posisi atas, namun banyak yang menilai level permainan Persib musim ini belum selevel dan seagresif musim 2014 saat juara. Padahal tim masih ditukangi Djajang Nurjaman. Persib bisa dikatakan bermain aman. Saat ini Persib cenderung diarahkan untuk menang dengan menyisihkan dahulu permainan cantik. Dampaknya, strategi pragmatis hingga disebut parkir bus menyemat kepada Maung Bandung. Umpan panjang kerap dilakukan dari lini pertahanan, dimana Vladimir Vujovic lebih banyak melakukan umpan langsung ke striker dan ke kedua sayap dibandingkan bermain dari kaki ke kaki. Permainan cantik dengan membangun serangan dari lini pertahanan sedikit mulai luntur. Mantan Persib, Yudi Guntara mempertanyakan kedatangan Carlton Cole dan Michael Essien. Menurutnya, semua tidak lepas dari kepentingan pemasaran manajemen, karena belum tentu tipikal dua pemain itu sesuai keinginan Djanur. Apalagi Djanur menegaskan di awal musim mencari striker tunggal dibanding gelandang nomor 10, tapi yang datang adalah Essien. “Menurut saya pemain itu harus seluruhnya rekomendasi pelatih. Dua pemain (Essien-Cole) ini istilahnya punya manajemen Persib, Djanur ketempuhan. Fisikinya seperti itu (kurang, red) sedangkan dituntut menang, tapi coach tidak tahu kemampuan mereka saat ini,” beber Yudi Guntara dikutip Simamaung.com. Djanur sempat mendepak Juan Carlos Belencoso musim lalu, dan dia tak segan menghukum tidak memainkannya hingga pada akhirnya diputus kontrak sebelum putaran pertama berakhir. Djanur adalah tipe pelatih yang mengandalkan penyeleksian pemain dan feeling soal perekrutan. “Kita dituntut memenangkan pertandingan hingga timbul pernyataan tak peduli main main jelek yang penting menang. Saya juga akan seperti itu jika di posisi Djanur, sedangkan putaran kedua masih lama,” kata Yudi. Pemain yang membawa Persib juara Perserikatan 1994 ini menilai langkah Djanur untuk bermain aman dibanding bermain cantik itu sudah tepat. Memanfaatkan pemain yang ada minimal hingga bursa transfer putaran kedua dibuka. Disertai persiapan mencari pemain yang benar-benar bisa diandalkan 90 menit, terutama di posisi striker. “Sekarang bagaimana caranya kalau kita main di kandang ya sudah main safety, masalah kita salah satunya di situ kita tidak punya goal getter,\" katanya. Bagaimana mamanfaatkan sisa pertandingan putaran pertama dengan memaksimalkan pemain yang ada, Matsunaga striker, atau Tantan bisa enggak di depan? Lawan Arema kita bisa bagus, Matsunaga crossing-crossing tapi di situ tidak ada duel menghadapi back jangkung lawan. Jangan selalu menyalahkan Djanur,” imbuh Yudi. (net/mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: