Garam Impor Masuk Cirebon, Petani Ketar-ketir

Garam Impor Masuk Cirebon, Petani Ketar-ketir

CIREBON - Petani garam Cirebon kini makin gelisah. Meskipun saat ini sudah mulai bisa menggarap lahan tambak garam setelah libur hampir satu tahun setengah, namun para petani kini dibayang-bayangi masalah baru. Ya, saat ini, pemerintah sudah membuka keran impor garam. Jumlahnya pun tidak main-main, 130 ribu ton garam bakal masuk ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan garam di dalam negeri. “Yang penting, impor itu tidak mempengaruhi petani lokal, tidak juga mereduksi harga garam yang ada di tingkat petani. Impor ini kan karena sebelumnya ada kelangkaan, permintaan tinggi tapi produksi tidak ada,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Demokrat Ir HE Herman Khaeron MSi di sela-sela kunjungan kerjanya ke Cirebon, Rabu (17/5). Dikatakan pria yang akrab disapa Kang Hero tersebut, dari total kuota impor sebanyak 130 ribu ton tersebut, garam itu akan masuk ke Indonesia secara bertahap. Hal itu penting untuk menjaga harga garam tidak anjlok karena stok berlebih. Untuk tahap pertama, kuota garam yang masuk ke Indonesia sebesar 70 ribu ton. “Ini perlu perhitungan yang cermat. Pemerintah perlu menjaga agar dengan impor ini, tidak kemudian membunuh petani lokal dan membuat harga garam di tingkat petani jatuh. Ini yang kemarin saya minta ke pemerintah, jangan sampai petani terdampak dengan impor ini,” imbuhnya. Sementara itu, kegelisahan para petani akibat impor garam tersebut mulai dirasakan sejumlah petani garam Cirebon. Menurut Sabri (45) warga Pangenan mengatakan, saat ini harga garam masih tinggi di angka Rp2.000 sampai Rp2.500 per kilogramnya. Impor sendiri saat ini memang belum mempengaruhi harga garam. Namun para petani khawatir tidak bisa merasakan keuntungan karena harga garam yang dalam waktu dekat diprediksi akan jatuh merosot dengan masuknya garam impor. “Faktanya, meskipun dalih impor itu untuk memenuhi kebutuhan industri, tapi nanti pasti ada beberapa yang bocor di pasaran. Kita khawatir harga garam anjlok, regulasi dari pemerintah juga harus jelas. Jangan dengan dalih memenuhi kebutuhan industri, tapi nanti malah membunuh petani garam,” ungkapnya. Ditambahkannya, jika disuruh memilih ia lebih berharap jika pemerintah tidak membuka keran impor garam. Pasalnya, saat ini para petani garam sudah mulai berproduksi. “Tapi kalau terpaksa impor ya harus diatur secara jelas dan diawasi betul-betul. Jangan sampai ada kebocoran,” tambahnya. (dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: