Tukar Posisi, Alih Kemudi
Azis-Ano Bakal Menjadi Ano-Azis CIREBON – Kekuatan figur Ano Sutrisno untuk bisa meraih kemenangan pada Pilwalkot 2013 tampaknya tidak diragukan lagi. Bocoran elite Partai Demokrat seperti diberitakan Radar kemarin, bahwa sosok Ano lebih tepat menjadi E1 ketimbang Nasrudin Azis ternyata bukan isapan jempol. Meski Ano merupakan calon eksternal, kemungkinan “tukar posisi dan alih kemudi” bakal menjadi kenyataan. Paket yang sebelumnya mengemuka yakni Azis-Ano akan berubah menjadi Ano-Azis. Bila Partai Demokrat ingin menang, perubahan posisi tersebut tampaknya sudah tidak bisa ditawar-tawar. Terlebih lagi terungkap bahwa Ano mematok harga mati sebagai calon wali kota. “Yang jelas saya akan milih sebagai E-1, karena berdasarkan hasil survei, saya yang tertinggi. Secara nasional, semuanya untuk menentukan calon juga mengacu kepada hasil survei,” ujar dia, kepada Radar, saat ditemui di Gedung Negara, Senin (22/10). Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) wilayah III Cirebon ini mengakui, dirinya pernah diundang oleh DPP Partai Demokrat sekitar dua atau tiga hari yang lalu. Oleh DPP saat itu dirinya diberitahu bahwa hasil survei menempatkan dirinya di posisi teratas. Saat itu dirinya langsung dipertemukan dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. “Saya ditelepon untuk bersilaturahim ke DPP dua atau tiga hari yang lalu untuk mendengarkan pemaparan hasil survei,” tuturnya. Ano mengungkapkan, hingga saat ini dirinya masih galau. Sebab, dirinya tidak pernah mendaftarkan diri melalui Partai Demokrat, tetapi dijaring oleh Partai Golkar walaupun masih belum ada rekomendasi. “Karena saya dijaring dari Golkar, maka saya menunggu Golkar. Kalau Demokrat menginginkan saya dan Golkar juga menginginkan saya, maka saran saya diselesaikan antar DPP saja, dan saya hanya menunggu rekomendasi,” tandasnya. Disinggung mengenai rumors dirinya bakal ditendang dari Partai Golkar, Ano mengatakan, dirinya tidak percaya kabar burung yang belakangan santer di media massa itu. “Saya malah sering dipanggil Pak Yance berbicara empat mata sekitar empat kali. Dengan DPP Partai Demokrat ketemu ketua umum dan jajaranya dua sampai tiga hari yang lalu. Di DPP Golkar juga ketemu sekjen dan Ade Komarudin sebagai penanggung jawab pemenangan Golkar di Jawa. Jadi, saya ditendang atau tidak dari Partai Golkar cuma bisa diketahui setelah rekomendasi keluar,” bebernya. Di tempat terpisah, Juru Bicara Azis I Love You (AILU), Umar Stanis Clau, menganggap keinginan Ano yang hanya bersedia dicalonkan untuk posisi E1, menjadi cerminan obsesi Ano yang belum terwujud. Tapi, pemetaan di lapangan juga harus diperhatikan. Konstelasi terakhir cukup menentukan. “Sebenarnya ini hanya soal etika politik saja, cobalah Pak Ano realistis. Jika tidak punya tunggangan, alias tidak diusung dari partai yang memenuhi syarat mencalonkan dan hanya diusung PD, harusnya beliau legowo,” pintanya. Umar menganalogikan Ano sebagai orang yang tidak punya kendaraan, sedangkan Azis memiliki kendaraan. “Masak yang punya kendaraan begitu saja mengizinkan orang lain mengemudikannya. Tapi kita lihat saja, semua memang tergantung DPP. Tapi sebaiknya perlu dihitung semua sedari awal, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari,” ujarnya. Umar menjelaskan, filosofi orang tua yang baik itu adalah pembimbing bagi yang lebih muda. Apalagi Ano lebih sepuh dibanding Azis. Jadi, akan jadi perpaduan yang ideal kalau Ano tak harus di depan alias E-1. Biar Azis yang muda yang lebih energik yang berada di depan jadi E-1. “Insya Allah semangat perubahan yang digaungkan akan lebih mudah terwujud,” pungkasnya. (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: