Sosialisasi Minim, Orang Tua Bingung Mekanisme PPDB

Sosialisasi Minim, Orang Tua Bingung Mekanisme PPDB

CIREBON – Mekanisme penerimaan peserta didik baru (PPDB) minim sosialisasi kepada orag tua. Imbasnya, banyak yang kebingungan ketika mendaftar di jalur nonakademik. Diharapkan untuk jalur akademik yang dibuka 3 Juli nanti, hal ini tidak terulang. Kepala Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan (BP3), Wilayah Dinas Pendidikan V Provinsi Jawa Barat, Hj Dewi Nurhulaela meminta sekolah untuk aktif menyosialisasikan kepada orang tua. “Di pendaftaran kemarin banyak yang tidak paham mekanismenya. Masih banyak yang gaptek,” ujar Dewi, akhir pekan kemarin. Tidak hanya itu, dia juga berharap tim IT yang menangani portal PPDB online untuk melakukan langkah antisipasi. Sebab, salah satu kendala yang terjadi di PPDB jalur nonakademik ialah gangguan server. Akhirnya, pendaftaran tetap harus di sekolah tujuan dibantu oleh tim penerimaan. “Mudah-mudahan nanti nggak error lagi,” ucapnya. Kendati demikian, Dewi berharap masyarakat memaklumi hal ini. Pelaksanaan PPDB sistem online dan mekanisme berdasarkan peraturan gubernur merupakan hal baru. Statusnya bisa dikatakan pilot project. Kekurangan yang terjadi akan dijadikan bahan evaluasi untuk PPDB jalur akademik yang jumlahnya diperkirakan akan lebih banyak. “Nonakademik dari prestasi dan afirmasi itu 40 persen, yang 60 persen nanti untuk jalur akademik. Rencananya baru dibuka 3 Juli,” tuturnya. Di lain pihak, pelaksanaan PPDB SMA/SMK yang diambil alih Provinsi Jawa Barat, diapresiasi kalangan sekolah swasta. Ketua Forum Tenaga Honorer Sekolah Swasta (FTHSS), Dede Permana SSos mengatakan, sistem ini menutup kemungkinan sekolah negeri menambah rombongan belajar (rombel) di luar ketentuan. “Dulu sekolah swasta dianaktirikan oleh pemerintah. Sekolah negeri berlomba-lomba menaikkan jumlah rombel,” tuturnya. Dengan sistem PPDB SMA SMK seperti sekarang, kata Dede, sekolah swasta memiliki harapan bisa mendapatkan siswa baru yang tidak diterima masuk di sekolah negeri. Apalagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sudah menetapkan rombel masing-masing sekolah dan maksimal setiap rombel sudah dibatasi sekitar 32 siswa. \"Kami berharap aturan ini konsisten dan kami optimis sekolah swasta bisa kembali eksis,\" katanya. Dede juga berharap kebiasaan titip menitip tidak lagi muncul di PPDB SMA/SMK. Jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang memaksakan kehendak menitipkan putra putrinya ke sekolah yang mereka inginkan. “Mari patuhi aturan yang ada,” tegasnya. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: