Tahu Khas dari Sindangkerta Majalengka Anti Bahan Pengawet

Tahu Khas dari Sindangkerta Majalengka Anti Bahan Pengawet

MAJALENGKA-Tahu adalah makanan yang aslinya dari daratan Tiongkok, yang dibawa ke Indonesia ratusan tahun lalu. Kini makanan yang berbahan dasar kacang kedelai ini telah berubah fungsi. Dulu tahu adalah lauk untuk makan, kini tahu juga sebagai camilan. Kebanyakan kita lebih mengenal tahu Sumedang, tahu Cibuntu, tahu susu atau tahu bulat yang dijajakan penjual keliling. Padahal ada tahu lokal asal Majalengka, yaitu tahu Sindangkerta yang rasanya tidak kalah lezat. Apalagi proses pembuatan sampai penjualan masih menggunakan cara cara tradisional. Slamat (65), warga Desa Sindangkerta Kecamatan Maja masih setia menjalankan usaha pembuatan tahu secara tradisional. Dia mewarisi usaha dari kakeknya, artinya sudah generasi ketiga. Tidak jauh dari rumah Selamat, ketiga adiknya juga memiliki usaha yang sama. “Saya mempertahankan cara pembuatan tahu berikut racikan bumbunya. Dimulai dengan pengolahan kedelai yang digodok menggunakan tungku dari tanah liat. Pembakaran menggunakan kayu sehingga aroma dan rasa kedelai tetap terjaga,” terangnya saat Radar berkunjung ke tempat usahanya. Dia kemudian menunjukan cara meracik bumbu, sejumlah kunir dan garam ditumbuk menggunakan alu dan lumping dari batu. Sebelumnya kedelai yang telah digodok disaring, hasil saringan itu yang digunakan untuk membuat tahu. Selagi masih panas, satu per satu tahu dibentuk kotak dengan kain dan ditiriskan. “Pada waktu ditiriskan, tahu disiram bumbu kunir agar warna tahu menjadi kuning. Bumbu juga memberikan rasa enak dan gurih. Setelah itu kita goreng dan langsung dijual ke pasar maupun diambil penjual tahu keliling,” ujarnya. Sang istri, Ma Icih (60) menambahkan tahu buatannya memiliki rasa yang khas. Bentuknya lebih kecil dan dibuat dengan cara dibungkus kain sehingga tahunya padat namun tetap empuk. Tidak ada perubahan bentuk akibat digoreng, karena minyak gorengnya juga bukan minyak bekas (jelantah) melainkan minyak yang selalu baru dan tidak menggunakan bahan kimia apapun. “Apalagi bahan pengawet tidak pernah menggunakan. Makanya tahu tidak bisa bertahan lebih dari sehari, kita buat tahu ya hari itu juga harus habis. Bedanya tahu Sindangkerta selalu enak dimakan walaupun dalam kondisi dingin, ketika dihangatkan tahu ini tidak seperti tahu produk lainnya,” imbuhnya. Ma Icih juga mengungkapkan, tahu Sindangkerta selalu dijual dalam kondisi matang tak pernah menjual tahu dalam kondisi mentah. Produksinya dan pemasarannya terbatas, hanya di pasar Cigasong, Majalengka, dan sedikit yang diambil penjual keliling. “Menurut cerita orang tua, keluarga kami yaitu kakek kami adalah orang pertama yang membuat tahu disini. Namanya Pak Karma, setelah meninggal kerajinan tahu diteruskan orang tua kami, dan sekarang kami bertiga,” ungkapnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: