Manuver Strategis Rossoneri
MILAN – Juventus melakukan bersih-bersih. Para pemain yang dianggap mokong satu per satu disingkirkan. Setelah Daniel Alves dibuang ke Paris Saint-Germain (PSG), kini menyusul lah Leonardo Bonucci. Bonucci secara mengejutkan bergabung dengan rival besar Juventus, AC Milan. Seperti diberitakan ESPN kemarin (14/7) Bonucci sudah berada di Milan untuk menjalani tes kesehatan. Ratusan tifosi Milan bersorak-sorai dalam menyambut kedatangan bek berusia 30 tahun tersebut. Kisah bergabungnya Bonucci dengan Milan pada awalnya terdengar sekedar lelucon musim panas. Toh, malah bukan Milan yang berambisi buat mendatangkan eks bek Inter Milan tersebut. Justru Chelsea yang diarsiteki eks nahkoda Juventus Antonio Conte berada di garis terdepan buat merangkul Bonucci. Akan tetapi malah Milan menyalip Chelsea di tikungan terakhir jelang garis finis perburuan. Penawaran awal Milan sebesar EUR 30 juta (Rp 456,89 miliar) untuk Bonucci dirasa kurang oleh Bianconeri, julukan Juventus. Juventus meminta kenaikan harga menjadi EUR 40 juta (Rp 609, 19 miliar) untuk jasa bek timnas Italia tersebut. Gayung pun bersambut. Milan yang kini dibawah kendali chairman Li Yonghong menyanggupi permintaan Juventus. Selain banderol EUR 40 juta, Milan menawarkan Mattia De Sciglio sebagai bagian dari konsekuensi transaksi tersebut. Menurut 101 Great Goals kemarin \'aroma\' ketidakharmonisan antara Bonucci dengan allenatore Juventus, Massimiliano Allegri sudah tercium sejak musim 2016-2017 lalu. Ketika menang 4-1 versus Palermo (17/2), Bonucci memberikan kritik atas taktik ala Allegri. Tak senang mendapatkan kritik, Allegri langsung membentak Bonucci agar tutup mulut. Bukannya tunduk, malah bek yang punya 70 caps bersama Italia itu melawan. Gara-gara insiden itu Bonucci dan Allegri kena sanksi. Bonucci absen dalam pertemuan pertama Juventus versus FC Porto (22/2) di 16 besar Liga Champions. Kemudian kekalahan di final Liga Champions (3/6) dengan skor telak 1-4 atas Real Madrid semakin menegaskan garis permusuhan Bonucci dengan Allegri. Ketika turun minum di babak pertama, versi 101 Great Goals bek Dani Alves mengecam permainan penyerang Juventus Paulo Dybala yang pengecut. Dybala menciut nyalinya usai terkena kartu kuning wasit Felix Brych pada menit ke-12. Allegri kemudian meminta kritikan kepada Dybala dihentikan. Bukannya mereda, gelombang kecewa akan Dybala kian membesar. Bonucci sepakat dengan pandangan Alves agar Dybala bermain lebih ksatria. Bek senior Juventus lainnya Andrea Barzagli kemudian menenangkan keduanya. Bonucci malah nyolot dan menuturkan tak usah menganggunya. Barzagli yang tak terima lantas menunjuk Bonucci sebagai titik lemah atas gol pertama Real oleh Cristiano Ronaldo menit ke-20. Bonucci disebut alpa dalam menjaga Marcelo. Pertikaian keduanya akhirnya harus dilerai oleh Allegri. Pasca turun minum dan percekcokan di ruang ganti tersebut, maka Juvnetus kian tenggelam. Setelah bermain 1-1 di 45 menit pertama, Juventus jebol tiga gol lagi plus pengusiran satu pemain Juventus Juan Cuadrado karena menerima dua kartu kuning. Nah, alasan keluarga juga menjadi pertimbangan kenapa Milan menjadi jujugan Bonucci. “Istri Bonucci tak menginginkan adanya pergeseran lingkungan sosial yang terlalu besar jika suaminya pindah di luar Italia,” tulis Goal. Bonucci pun akan lebih bahagia dengan bayaran yang lebih banyak di Milan ketimbang di Juventus. Kalau di Juventus Bonucci berbayar EUR 4,5 juta (Rp 68, 53 miliar) per tahun maka di Milan mencapai EUR 6 juta (Rp 91, 37 miliar). Hadirnya Bonucci di Milan diyakini akan menggeser dominasi Juventus yang sangat terasa dalam enam musim terakhir. Enam musim ini, langkah Juventus menjadi scudetto selalu tercapai. AS Roma dan Napoli juga klub lain tak bisa membendung Juventus. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: