Hasil Buruk, Petani Pilih Simpan Hasil Panen Padi
MAJALENGKA - Harga gabah pasca panen MT II kali ini masih terbilang normal. Hal itu disebabkan hasil panen buruk yang menimpa para petani, sehingga sebagian enggan menjual kepada para tengkulak maupun pasar. Salah seorang petani di wilayah Kodasari Kecamatan Ligung, Warjiman (59) menyatakan harga gabah saat ini masih di kisaran Rp480 ribu hingga Rp500 ribu per kuintal. Dirinya mengaku enggan menjual hasil panen lantaran kuantitasnya menurun akibat hama. “Dari seperempat hektare biasanya kami mendapatkan 5-6 ton, tapi sekarang hampir separuhnya. Sudah beruntung bisa dapat 2,5 ton sampai 3 ton, karena beberapa petani lain mendapat hasil yang lebih mengecewakan,” tuturnya di sela aktivitas menjemur padi. Dia mengaku sementara tidak akan menjual hasil panen kedua ini. Kalaupun dikeluarkan ke para tengkulak hingga pasar, itu adalah gabah hasilpanen rendeng atau MT I lalu. Meski hasil panen kedua tahun ini berkurang namun kualitas padi cukup bagus, sehingga membuat para petani mempertahankan gabahnya. Dia berharap pemerintah menindaklanjuti hasil panen beberapa bulan terakhir. Seperti panen musim pertama lalu, petani dihantui hama wereng karena memasuki musim hujan. Banyak petani gagal panen terutama di wilayah Kecamatan Ligung. Sedangkan tahun ini para petani menghadapi hama baru yang belum diketahui jenisnya. “Kami pernah menanyakan kepada pemerintah kecamatan dan pemerintah desa serta dinas terkait, tetapi sampai saat ini belum diketahui jenis hamanya. Hama ini menggerogoti tanaman padi sampai ke akar-akarnya yang mengakibatkan tanaman tidak berbuah maksimal. Bahkan sebagian padi mati satu bulan sebelum dipanen,” ungkapnya. Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Distankan Majalengka H Taham SE membenarkan jika para petani di sejumlah wilayah termasuk Ligung mengalami serangan OPT. Pihaknya masih melakukan kajian dan pemeriksaan tentang hama yang menyerang tanaman padi sampai memakan akar tersebut. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: