Warga Harus Waspada Pilih Hewan Kurban
CIREBON - Jelang Idul Adha, jual-beli hewan kurban kini makin marak. Agar tepat memilih hewan kurban, perlu diteliti kondisi kesehatannya. Kini, untuk memudahkan masyarakat, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon sudah memberikan label sehat kepada hewan kurban yang sudah diperiksa. Seperti halnya hewan kurban yang dijual Satria di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa Kedawung. Pria yang setiap Lebaran Kurban berjualan itu mengatakan, hewan kurban yang dijualnya sudah diperiksa tim Dinas Pertanian kabupaten Cirebon. Mayoritas kambing yang dijualnya didatangkan dari Sumedang. Harganya bervariatif mulai Rp 2 juta hingga Rp 5,5 juta. Bergantung dari ukuran bobot dan juga jenis tanduknya. Menurutnya, sejauh ini dia sudah berjualan sejak seminggu yang lalu. Dalam seminggu itu, rupanya penjualan hewan masih terbilang sepi. Baru ada empat ekor saja hewan yang terjual. Harga hewan kurban sendiri biasanya lebih mahal dari harga biasa. Normalnya, harga kambing paling rendah Rp 1,5 juta. Namun saat Idul Adha harganya bisa mencapai Rp 1,9 juta sampai Rp 2 juta. \"Seminggu ini baru mulai jualan, masih belum ramai. Biasanya hari kedua sebelum Idul Adha lagi ramai-ramainya,\" kata dia, kemarin. Setiap kali Hari Raya Idul Adha, Satria sendiri rata-rata bisa menjual kambing sebanyak 50 ekor. Untuk menjaga kondisi kesehatan hewan, dia rutin memberikan pakan. Setiap hari, untuk biaya pakan dikeluarkan sebesar Rp 50 ribu. Makanannya berupa ampas kacang, ampas tahu, dan juga rumput. Selain memberikan pakan, dia juga mengontrol kondisi kesehatannya agar hewan tetap sehat. Sementara itu, Kabupaten Cirebon sendiri masih menggantungkan kebutuhan hewan sapi potong untuk kurban dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon saat ini meminta masyarakat tetap waspada dalam memilih sapi untuk kurban. Karena saat Idul Adha, kemungkinan besar terjadi eksodus hewan kurban. Terutama sapi, akan terjadi eksodus secara besar-besaran. \"Kita sendiri sudah siagakan petugas dari UPT Puskeswan untuk memeriksa kesehatan hewan kurban, utamanya yang berasal dari luar daerah,\" kata Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, drh Encus Suswaningsih kepada Radar Cirebon. Menurutnya, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon per 1 Agustus 2017, sudah melakukan kegiatan pelayanaan pemeriksaan hewan kurban. Pemeriksaan dilakukan oleh UPT Puskeswan yang berada di Ciledug, Sumber, Tengahtani, dan Palimanan. \"Kita sudah melakukan pemeriksaan sejak awal buka di kandang-kandang peternak,\" ujarnya. Pemeriksaannya berupa cek secara klinis kelayakannya seperti umur hewan dan juga kondisi fisik hewan. Setelah diperiksa, petugas lalu memberikan tanda sehat. \"Dan pembeli ini harus cek betul. Sebab, kadangkala ada pedagang yang nakal, tanda sehat ini dilepas lalu dipindahkan. Tapi dari kita sendiri sudah antisipasi dengan memakai plastik krab yang hanya bisa sekali pakai,\" kata Encus. Secara klinis, kondisi fisik hewan yang sehat itu yang mau makan, tidak cacat, tidak dehidrasai seperti bulu rontok, kemudian cukup umur. “Sejauh ini di lapangan masih ringan, hanya ada luka lecet, dan kondisinya stres,\" katanya. Dia menjelaskan, sebagian besar sapi untuk kurban di Kabupaten Cirebon sebagian besar didatangkan dari Jateng dan Jatim. Sebab, berdasarkan data di Kabupaten Cirebon sendiri hanya memiliki populasi sekitar 4.000 ekor dari kebutuhan 20 ribu ekor. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah. Namun untuk domba, populasi di Kabupaten Cirbon sudah memiliki sekitar 230 ribu ekor. Sehingga pasokan hewan kurban jenis domba ini, 70 persen disumbang dari produksi lokal. Sementara 30 persen dari luar daerah, seperti Garut. Sejauh ini, pihaknya belum menemukan kasus hewan kurban yang terindikasi mengandung Antraks. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: