Banyak yang Gagal Tanam, HKTI: Petani Harus Patuhi Iklim

Banyak yang Gagal Tanam, HKTI: Petani Harus Patuhi Iklim

RIBUAN petani Kabupaten Cirebon mengeluhkan masa tanam dan panen yang terus gagal. Akibatnya, mereka rugi sekitar Rp 4,6 juta per hektare. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar menyampaikan, upaya menanam ulang akibat kemarau panjang telah merugikan petani. Sebab, modal tanam yang telah dikeluarkan jadi terbuang sia-sia. \"Pemerintah harus tanggap. Karena ketika banjir, banyak yang gagal tanam, begitu pun saat musim kemarau,\" kata Tasrip. Lebih lanjut, kata Tasrip, sekali gagal tanam, maka kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 1,5 juta. Rata-rata, petani sudah tiga hingga empat kali tanam ulang. \"Sekali tanam bisa menghabiskan dana Rp 3,5-Rp 5 juta per hektare. Belum lagi jika panennya gagal. Yang paling nahas itu petani yang mengandalkan tadah hujan. Biaya produksi bisa berkali lipat. Misalnya untuk beli air, pompa air, dan sebagainya,\" terangnya. Bulan Juni-Agustus seharusnya sudah musim panen. Namun lantaran cuaca ekstrem, banyak petani yang melakukan tanam mundur sehingga banyak yang gagal panen. Produktifitas pun akhirnya menurun. \"Bukan hanya gagal tanam, tapi gagal panen. Sebab, penurunan produksi padi hingga 70 persen,\" tuurnya. Karena itu, HKTI berkali-kali mengimbau rekan-rekan petani agar tidak menentang iklim dan cuaca. Sebab, jika petani melakukan masa tanam bukan pada waktu yang tepat (tanam mundur), maka varietas padi yang dihasilkan tidak unggul. \"Kita ikuti saja ketentuan cuaca. Karena, jika tanamnya mundur, panennya juga mundur,\" ujar Tasrip. Dia berharap besar agar pemerintah mau menambah alokasi asuransi pertanian. Sebab, dari subsidi pemerintah senilai Rp 164 ribu per musim per hektare, petani hanya membayar premi senilai Rp 36 ribu per musim per hektare. \"Dari 55 ribu hektare lahan pertanian dan 496 ribu petani baru, ada 8 persen yang terkaper asuransi. Untuk itu saya berharap besar agar Jasindo dan pemerintah dapat mengkaper semuanya, minamal bertahap 50 persen dulu. Yang terkaper subsidi itu maksimal dua hektare per petani,\" tutur Tasrip. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi hingga kini sulit dimintai konfirmasi. Namun sebelumnya, Ali mengakui, lantaran kondisi cuaca saat ini, ada ribuan hektare sawah terancam gagal panen. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: