Kampus Didorong Daftar Capres Alternatif
JAKARTA - Forum rektor ditantang memunculkan capres alternatif untuk ditampilkan pada Pilpres 2014. Sebagai forum yang merepresentasikan institusi akademis, daftar nama yang ditawarkan diyakini akan mendapat perhatian serius. Bukan hanya dari kalangan elite parpol, tetapi juga publik secara luas. \"Mengapa tidak forum rektor yang membuat agenda mencari capres alternatif? Mau tidak mau, parpol akan menjemput mereka,\" kata Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid dalam diskusi capres alternatif di gedung parlemen kemarin (19/11). Menurut Farhan, cara itu dapat menjadi jalan baru untuk memunculkan kepemimpinan yang lebih bisa diterima rakyat. Bahkan, kesannya lebih luwes daripada memaksa partai-partai untuk mengadakan konvensi. Meski rekomendasi forum rektor itu tidak mengikat, Farhan menduga bahwa partai-partai tidak mungkin berani menyepelekannya. \"Soalnya, partai juga tidak ada pilihan,\" ujar anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Nanggroe Aceh Darussalam itu. Apalagi, imbuh Farhan, kalau daftar nama capres usul forum rektor itu bisa muncul sebelum pelaksanaan pemilu legislatif. \"Partai akan menerima karena mendongkrak popularitas parpol dan perolehan kursi,\" tegas Farhan. Anggota FPKB Lukman Edy mengatakan, bisa saja media, LSM, atau forum rektor didorong mencari pemimpin alternatif. Tetapi, itu baru sebatas tataran wacana. Pada akhirnya, tetap diperlukan pintu masuk yang riil, yakni partai politik. \"Kalau tidak, nanti jadi presiden alternatif selamanya. Tidak jadi presiden yang sebenarnya,\" katanya. Pintu masuk dari parpol itu, lanjut Lukman, juga terbatas. Partai Demokrat sebenarnya masih bisa menjadi pintu bagi capres alternatif. Hanya, dia menilai dalam perkembangan terakhir, Demokrat cenderung merapat ke PDIP. Syaratnya, presiden berasal dari Demokrat, sementara Wapres dari PDIP. \"Tertutup lagi peluang capres dari hasil \"ayakan\" masyarakat,\" ungkapnya. Partai besar lain, yakni Golkar, lebih tidak mungkin menjadi pintu masuk. Lukman beralasan, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sudah mengeluarkan banyak uang untuk mendongkrak popularitasnya. \"Ical (panggilan populer Aburizal Bakrie) akan jalan terus. Sekalipun Lapindo meletus lagi, show must go on bagi Ical,\" sentilnya. Menurut Lukman, yang paling mungkin adalah memanfaatkan perahu dari partai berbasis agama. Di antaranya, PKB, PAN, PPP, dan PKS. Asumsinya, empat parpol itu tidak memiliki kandidat capres yang terlalu kuat. Tetapi, parpol-parpol tersebut tidak maju sendiri-sendiri, melainkan membangun koalisi. \"Paling mungkin dengan bersatunya partai berbasis agama itu,\" tegasnya. Strategi tersebut sekaligus menjadi solusi kalau usul partai-partai menengah untuk menurunkan presidential threshold sampai 3,5 persen gagal diloloskan dalam revisi RUU Pilpres. Maklumlah, kelompok partai besar tetap ingin mempertahankan presidential threshold 15-20 persen. \"Dengan berkoalisi, partai-partai berbasis agama bisa mengusulkan capres alternatif melalui mekanisme konvensi,\" kata anggota Komisi VI DPR itu. Lukman memproyeksikan beberapa nama yang bisa mendaftar dalam konvensi yang dilaksanakan koalisi. Di antaranya, mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan Raja Dangdut Rhoma Irama. Untuk kandidat cawapres, dia menyebut nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PAN Hatta Radjasa. \"Konvensi ini bisa satu-satu (secara terpisah, red) atau sekaligus (dalam satu paket) untuk capres dan cawapres,\" ujarnya. Dia mengakui, membuka dialog antarketua umum partai memang susah. Tetapi, Lukman menegaskan bahwa pilihan tersebut sebaiknya diambil. \"Kalau tidak, partai-partai berbasis agama akan berkoalisi dengan partai besar dan tetap tidak bisa mengusung capres juga,\" kata ketua DPP PKB itu. (pri/c6/agm)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: