Penjualan Elektronik Lesu, Bisnis Umrah Meningkat Pesat

Penjualan Elektronik Lesu, Bisnis Umrah Meningkat Pesat

CIREBON - Kondisi ekonomi berpengaruh pada aktivitas belanja masyarakat. Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon M Abdul Majid Ikram mengungkapkan, saat ini pertumbuhan ekonomi global lebih baik. Begitu juga produk dalam negeri yang semakin kompetitif. Bukan semata-mata soal harga, tetapi kualitas barang ekspor yang semakin meningkat. \"Justru sekarang tantangannya adalah konsumsi dalam negeri, tampaknya masyarakat masih melihat situasi,\" ungkapnya, belum lama ini. Apa yang masyarakat pilih dan lakukan (melihat situasi), kata Majid, mengakibatkan konsumsi durable goods (barang tahan lama), seperti kendaraan roda empat, roda dua, serta barang elektornik tidak sebesar sebelumnya. Untuk beberapa komponen sudah naik, namun elektronik kecil dan lainnya ada indikasi ke arah e-commerce. Sayangnya, BI belum bisa memastikan, meski ada beberapa indicator, salah satunya peningkatan aktivitas perusahaan pengiriman. \"Tapi kalau tidak signifikan belum bisa dikatakan membaik. Masyarakat lebih pilih menahan diri untuk tidak mengonsumsi yang nggak terlalu penting,\" ujarnya. Kondisi di Cirebon pun hampir sama. Meski beberapa waktu lalu ada event besar, namun tidak berdampak masif seperti yang diharapkan. Kondisinya kini adalah perpindahan dari penjualan konservatif ke e-commerce, hanya saja belum terlalu tinggi. Biasanya, kebanyakan e-commerce adalah barang elektronik atau fashion. Namun yang menjadi sorotan BI adalah belanja leisure (menyenangkan) termasuk umrah yang meningkat pesat termasuk Jawa Barat (Jabar). Hal tersebut, lanjut Majid, juga menimbulkan pertanyaan apakah terjadi pergeseran konsumsi. Artinya lebih baik secara spiritual (bahagia) dibanding perut kenyang. Pertumbuhan ekonomi nasional sendiri masih di angka 5,0-5,2 persen, namun BI tidak seoptimis awal. Memberi sedikit kelonggaran kebijakan dengan tujuan terjadi demand dari sisi pembiayaan. \"Cirebon kondisinya sangat beragam. Kalau dari domestik demand harus lebih inovatif kalau perlu disegmentasi, pasar mana yang ingin diambil,\" tuturnya. Sementara itu, Brand Consultant LG Brandshop Cirebon Agus Ruhyat mengaku, penjualan elektronik memang masih lesu, bahkan sejak awal tahun. Sebenarnya, menurut Agus, penurunan pasar elektronik di Cirebon sudah terlihat sejak beberapa tahun lalu, hanya saja kondisi di tiap kota berbeda. Setidaknya, terhitung sejak 2015 lalu dan kondisi pasar semakin mengkhawatirkan. \"Apalagi elektronik juga berpengaruh pada nilai dolar,\" ucap Agus. (tta)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: