Perbaikan Stadion Bima Menyeluruh Butuh Tambahan Rp 10 Miliar
PEMERINTAH Kota Cirebon menginginkan renovasi sarana olahraga Stadion Bima Utama tepat waktu dan sesuai harapan. Proyek perbaikan tersebut menelan anggaran Rp 9,3 miliar dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2017. \"Tidak ada pekerjaan yang sifatnya ekstrem, artinya hanya perbaikan-perbaikan. Kita harap selesai tepat waktu dan sesuai harapan,\" ujar Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cirebon, Yoyon Indrayana. Perbaikan sarana olahraga Stadion Bima memang belum bisa seluruhnya. Dia mencontohkan lampu penerangan stadion yang tidak tersentuh dalam pekerjaan ini. Lampu stadion ini bukan perkara sederhana. Untuk bisa melaksanakan pertandingan sepak bola standar nasional, tentu dibutuhkan penerangan yang memadai dengan spesifikasi khusus. Yoyon menyebut, untuk dapat memperbaiki seluruh kawasan Stadion Bima, butuh anggaran tambahan sekitar Rp 10 miliar. \"Dari anggaran yang ada, memang untuk beberapa objek saja. Butuh sekitar Rp 10 miliar lagi untuk menyelesaikan semuanya, nanti kita coba mengusulkan lagi,\" katanya. Mantan kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) ini berharap, perbaikan mampu memaksimalkan fungsi Stadion Bima sebagai sarana olahraga. Stadion Bima memang digadang-gadang memiliki standar nasional. \"Mudah-mudahan ini selesai akhir Desember dan semua bisa menikmati fungsi Stadion Bima sebagai sarana olahraga,\" harapnya. Di tempat terpisah, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Cipta Karya DPUPR, Pungki Hertanto menambahkan, untuk memenuhi standar nasional, rumput yang dipakai kali ini adalah jenis Zoysia Matrella (ZM) dari Manila, Filipina. Rumput ini lazim disebut rumput Manila dan digunakan di stadion besar di Indonesia. “Rumput ini merupakan jenis rumput yang paling baik untuk digunakan sebagai rumput lapangan sepak bola,” katanya. Pungki menyebut, tekstur rumput dengan daun yang runcing dan rigiditas yang rapat memastikan bahwa rumput aman terkena sepul sepatu. Kemudian rumput Manila ini dikenal memiliki akar kuat, sehingga tidak mudah rusak saat terkena goresan dalam pertandingan sepak bola. Goresan ini memang kerap terjadi, khususnya saat sliding tackle. \"Kita mencoba perbaiki sesuai dengan fungsi Stadion Bima supaya berstandar nasional,\" lanjutnya. Selain perbaikan keseluruhan lapangan, ada pula perbaikan lintasan atletik. Yang semula hanya 380 meter menjadi 400 meter. Namun, untuk lintasan atletik, karet yang digunakan memiliki kualitas menengah. Pertimbangannya tentu soal biaya. “Yang bagus itu Rp 6 miliar baru lintasan atletiknya saja,” ucapnya. Dengan anggaran yang hanya Rp 9,3 miliar, aspek fungsional dan perbaikan menyeluruh menjadi target DPUPR. Oleh sebab itu, diputuskan menggunakan karet dengan kualitas menengah. Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR), Yudi Wahono menambahkan, dalam rangkaian pekerjaan ini ada juga yang dilakukan di area luar stadion. Di antaranya pembuatan jogging track. Pekerjaan tersebut meliputi pembuatan pagar dan pengaspalan jalan area stadion. \"Kita perbaiki secara bertahap, untuk yang kali ini Desember mudah-mudahan selesai,\" tandasnya. Seperti diketahui renovasi Stadion Bima Utama merupakan anggaran bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Mulanya, Pemerintah Kota Cirebon mengajukan perbaikan Stadion Bima Madya karena asetnya milik pemkot. Sedangkan Stadion Bima Utama masih dalam proses alih status dari Kementerian Keuangan ke Pemerintah Kota Cirebon. Entah apa yang terjadi, anggaran bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu justru turun ke Stadion Bima Utama, bukannya Stadion Bima Madya. Tentu saja perbaikan ini menjadi berkah tersendiri. Pada akhirnya, masyarakat yang akan menikmati hasil dari pekerjaan yang dilakukan. (mike dwi setiawati/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: