Pelayanan Dinilai Kurang Baik, PDAM Kuningan Menuai Kritik

Pelayanan Dinilai Kurang Baik, PDAM Kuningan Menuai Kritik

KUNINGAN – Berbagai prestasi yang ditorehkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kamuning Kuningan akan bisa dipertahankan jika ditunjang dengan pelayanan yang baik dari seluruh kantor cabang PDAM yang ada di Kuningan. Ungkapan tersebut disampaikan mantan anggota DPRD Fraksi PAN Hj Nining Kurnia yang berharap agar pelayanan di kantor cabang PDAM Kuningan bisa dibenahi. “Kalau melihat di koran kan katanya PDAM Tirta Kemuning Kuningan ini prestasinya lumayan bagus. Tapi sayang, kenapa pelayanan di kantor PDAM Cabang Kuningan kurang baik. Ini bisa mengganggu nama baik PDAM secara keseluruhan, khususnya nama baik Pak Direktur PDAM, Pak Deni Erlanda,” kata Nining. Ia menceritakan palayanan kurang baik di PDAM Kantor Cabang Kuningan lantaran saat dirinya mendaftar untuk penyambungan air PDAM ke rumahnya yang ada di wilayah Kuningan, tidak dilayani dengan baik oleh pegawai PDAM setempat. Bahkan ia mempertanyakan perbedaan pembayaran antara pemasangan di PDAM pusat dan di cabang Kuningan, di pusat hanya Rp1 juta, sedangkan di PDAM Cabang Kuningan dikenakan Rp1,8 juta. “Kemarin-kemarin saya mau pasang PDAM untuk rumah yang di Kuningan. Saya daftar ke PDAM Cabang Kuningan, wah pelayanannya parah tuh, petugasnya tidak ramah. Tolong lah agar bisa dibenahi, kasihan yang mau pasang sambungan PDAM. Orang yang mau pinjam uang ke bank saja pelayanannya di bank bagus-bagus tuh. Saya bayar Rp1.800.00, tapi di kuitansinya tidak ada rinciannya untuk apa saja, cuma ditulis Rp1,8 juta,” sindir Nining yang juga mantan ketua DPD PAN Kuningan itu. Terpisah, Direktur PDAM Tirta Kamuning Deni Erlanda SE MSi saat dikonfirmasi via telepon selulernya menjelaskan, untuk biaya pemasangan PDAM terbagi dua, untuk yang berkategori rumah tangga sebesar Rp1 juta, sedangkan untuk kategori niaga Rp1,8 juta. Ia mengatakan, pemasangan sambungan PDAM atas nama Hj Nining Kurnia untuk niaga, yakni Apotek, sehingga dikenakan biaya Rp1,8 juta. “Waktu itu Bu Nining nelepon ke saya, kebetulan saya lagi rapat, teleponnya gak keangkat. Dia minta kebijakan 800 ribu, jadi satu juta. Saya langsung forward SMS dari Bu Nining ke Kepala Cabang (PDAM Cabang Kuningan, red), ‘tolong diberesin, samain aja dengan rumah tangga, Rp1 juta’. Itu gara-garanya telepon gak diangkat, padahal saya sudah SMS minta maaf karena saya waktu itu lagi rapat,” jelas Deni. Dikatakan Deni, pemasangan sambungan PDAM untuk Hj Nining Kurnia berkategori niaga karena untuk Apotek sehingga pembayarannya Rp1,8 juta. Namun demikian berdasarkan kebijakannya langsung, ia meminta agar Kantor Cabang PDAM Kuningan mengembalikan lagi Rp800 ribu ke Hj Nining, namun yang bersangkutan menolaknya. “Jadi sebenarnya kurang ramah apanya, itu mah hanya gara-gara saya gak sempat nerima telepon waktu itu, sebenarnya gak ada apa-apa. Kan pelanggan itu ada rumah tangga ada juga untuk niaga, niaganya ada niaga kecil ada niaga besar, ada industri. Kan kalau niaga mah untuk bisnis, gak mungkin disamain dengan rumah tangga. Yang gak ramahnya siapa? Kasian ke cabangnya dong,” kata Deni. Bahkan, lanjut Deni, seharusnya ada juga pembayaran lain untuk kelebihan jarak 30 meter, namun ketentuan tersebut tidak diberlakukannya untuk Hj Nining mengingat dirinya tahu Hj Nining merupakan mantan pejabat (mantan anggota DPRD, red). Standar jarak pemasangan dari jaringan biasanya hanya 4 sampai 6 meter, namun untuk pemasangan yang ke Apotek tersebut cukup jauh mencapai 30 meter yang mestinya dikenakan biaya tambahan. “Gak ada apa-apa, cuma waktu mau dikembalikan yang Rp800 ribunya gak mau, mau gimana atuh. Saya sudah meminta maaf ke Bu Nining, karena waktu nelepon memang saya lagi rapat di Bandung, gak ada apa-apa. Tapi saya telepon lagi gak diangkat-angkat, saya minta maaf lagi lewat SMS,” terang mantan politisi PDIP sekaligus juga mantan anggota DPRD Kuningan itu. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: