Ribuan Ekor Udang dan Bandeng Milik Petani di Mundu Mati Mendadak

Ribuan Ekor Udang dan Bandeng Milik Petani di Mundu Mati Mendadak

MUNDU - Ribuan ekor udang dan ikan bandeng di dua empang milik Jahwidi (47), warga Desa Citemu, Kecamatan Mundu dua hari yang lalu mati mendadak. Udang dan ikan tersebut terlihat limbung seperti keracunan. Padahal saat itu, cuaca sedang sering hujan dan sinar matahari juga tidak terlalu terik. Udang dan ikan tersebut setelah diketahui limbung tak berapa lama kemudian langsung mati. “Kalau kolapsnya ikan dulu, setelah itu udang. Padahal, tak lama lagi mau panen, kita rugi besar,” ujar Jahwidi saat ditemui Radar Cirebon, Senin (20/11). Menurutnya, insiden itu hanya terjadi di empang miliknya. Pasalnya, hanya empang miliknya lah yang masih menggunakan air langsung dari Sungai Citemu. Sementara empang-empang lainnya sudah dicampur dengan air dari pompa sumur artesis. “Untuk empang, saya pakai air dari sungai. Kalau curiga ya ke airnya, karena saat itu airnya seperti terlihat ada minyak. Entah oli atau solar, saya juga kurang paham. Yang jelas, setelah itu mulai terlihat perubahan,” imbuhnya. Nyaris tak ada yang bisa diselamatkan dari dua empangnya tersebut. Akibat peristiwa itu Jahwidi harus rela meenelan kerugian hingga hampir sekitar Rp 50 juta. “Kalau kerugian yang besar ya udang. Hampir Rp 40 juta. Kalau ikan sih paling Rp 10 juta,” paparnya. Menurutnya, pihak terkait seperti Polair dan instansi lainnya sudah datang dan membawa sampel untuk diperiksa lebih lanjut, sehingga penyebab insiden tersebut bisa segera diketahui. “Kemarin sudah ada yang ke sini, bawa sample untuk diperiksa. Kalau sekarang belum diketahui penyebabnya. Mudah-mudahan tidak menyebar ke empang yang lain,” ungkapnya. Terpisah, seorang nelayan lainnya, Sudarna mengatakan, kondisi air di Sungai Citemu sangat mungkin terkontaminasi tumpahan minyak ataupun lainnya. Terlebih, setiap harinya ada ratusan perahu yang beraktivitas di sungai kecil tersebut. “Sungai di sini sudah kotor. Selain itu, sudah terjadi pendangkalan juga, harus segera ada normalisasi,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: