Warga Kota Cirebon Susah Cari Gas Melon

Warga Kota Cirebon Susah Cari Gas Melon

CIREBON-Kesulitan mendapatkan gas melon masih dirasakan masyarakat. Padahal, direncanakan ada penambahan pasokan sampai 450 persen oleh Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Kota dan Kabupaten Cirebon. Ketersediaan gas melon yang dirasa berkurang dinilai dari pengiriman yang terus terlambat. Bahkan salah seorang pengecer di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, sudah satu bulan ini tidak dapat kiriman. “Udah sebulan ini nggak jualan gas melon. Nggak dapat kiriman. Udah nggak dapat jatah dari pengepulnya,” ujar Wajid (21), kepada Radar. Sebagai pengecer, Wajid baru mengalami situasi semacam ini. Biasanya kalaupun ada pengurangan, dirinya tetap mendapat pengiriman dari agen. Nah untuk sekarang ini, kebutuhan gas untuk dapur rumahnya saja sampai harus mencari ke tempat lain. “Saya ini jualan gas, tapi buat dapur sendiri sampai muter-muter juga nyarinya,” kataya. Meski banyak yang mencari gas ke warung nya, Wajid berencana menyediakan gas pink kemasan 5,5 kilogram. Pasalnya tabung gas lain harganya jauh lebih tinggi. Dia pesimis gas dengan kemasan warna pink itu dibeli warga. \"Kalau gas melon kan subsidi pemerintah. Kalau gas pink kan nggak ada subsidinya,” katanya. Warga Kelurahan Karya Mulya, Kecamatan Kesambi, Upit Puspitasari mengaku kesulitan mendapatkan gas melon sebulan belakangan. Untuk bisa mendapatkan gas kemasan 3 kg, ia harus memesan seminggu sebelum. Pasalnya pengiriman gas di kediamanannya hanya dilakukan seminggu sekali, itupun dengan jumlah terbatas. Beberapa kali ia mengaku tak kebagian, alhasil ia tak memiliki gas. Upit mengaku tak bisa memasak dan akhirnya memilih membeli makanan jadi. \"Kalau nggak ada paling nunggu minggu berikutnya, kalau masih belum kebagian ya terpaksa beli makanan dan minuman di luar. Cukup boros juga jadinya,\" tuturnya. Di lain pihak, Pertamina Retail maupun Hiswana Migas sendiri belum dapat dikonfirmasi terkait dengan kelangkaan gas 3 kg. Rencananya Kamis (21/12) akan dilaksanakan press conference terkait dengan persoalan ini. Dalam wawancara terakhirnya kepada Radar, Koordinator Daerah Hiswana Migas Kota dan Kabupaten Cirebon, Gunawan menjelaskan, ada penambahan kuota 450 persen yang direncanakan dibarengi sosialisasi kepada agen dan pangkalan mengenai harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp16.500. “Kita tambah untuk gas 3 kg dari pagu distribusi harian sekitar 100 ribu untuk wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon. Jumlahnya pun tidak sedikit, mencapai 450 persen dari biasanya,” ujar Gunawan. Ia menjelaskan, penambahan distribusi dilakukan karena ada kenaikan harga gas 5,5 kg sebesar Rp5 ribu dan gas 12 kilogram naik sebesar Rp10 ribu. Imbas dari kenaikan harga elpiji itu, pengguna yang tadinya menggunakan elpiji 12 dan 5,5 kg, kembali beralih menggunakan gas melon. Gunawan mengaku heran dengan kelangkaan dan melambungnya harga gas melon di pasaran. Pasalnya, Hiswanamigas sudah menambah distribusi. Pihaknya menduga, warga kesulitan mendapat gas 3 kg karena banyaknya pengguna gas melon yang tidak tepat sasaran. “Kita coba melakukan uji pasar di sejumlah titik, yang membeli gas 3 kg itu banyak dari kalangan mampu. Sedangkan warga yang tidak mampu sulit mendapatkan,” katanya. Saat ini pihaknya benar-benar melakukan pengawasan terhadap kemungkinan migrasi pengguna elpiji 12 kg ke 3 kg. Elpiji 3 kg yang disubsidi pemerintah harus tepat sasaran. “Kesadaran masyarakat sebenarnya yang paling diharapkan,” harapnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: