Semburan Akhirnya Berhenti, Pertamina Ambil Sampel Lumpur Lakukan Uji Laboratorium

Semburan Akhirnya Berhenti, Pertamina Ambil Sampel Lumpur Lakukan Uji Laboratorium

INDRAMAYU-Langkah cepat diambil oleh PT Pertamina Asset 3 Field untuk mencari tahu penyebab semburan lumpur di Blok Pagedangan Baru, Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana. Tim Pertamina akhirnya melakukan pengambilan sampel lumpur dan juga gas di sekitar lokasi kejadian untuk dilakukan uji laboratorium, Selasa (26/12). Dihubungi melalui sambungan telepon, Formalities Staff PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, Renita Yulia K mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan sejak semburan lumpur pertama kali terjadi pada Senin (25/12). Dikatakan semburan lumpur itu berada sekitar 50 meter dari sumur milik Pertamina. Renita menjelaskan, sejak muncul semburan lumpur hingga saat ini, kondisi sumur Pertamina dalam kondisi normal. Kebocoran pipa pun tidak ditemukan. “Untuk itu kami ambil sampel dan akan lakukan uji laboratorium. Apakah lumpur dan gas yang keluar itu berasal dari aktivitas sumur kami atau tidak,” ujarnya. Uji laboratorium kemungkinan besar memakan waktu sekitar satu pekan. Namun, diakuinya karena kondisi saat ini mendesak dan membuat warga resah, Pertamina akan mengupayakan uji laboratorium tuntas secepatnya. “Hari ini (Selasa, red) kami baru berhasil mengambil sampel gas di lapangan. Karena untuk mengambil sampel gas tidak seperti mengambil sampel tanah atau lumpur,” lanjut dia. Jika dilihat dari semburan yang terjadi, ada indikasi semburan kali ini serupa dengan tahun 2015. Namun Renita tidak mau langsung menyimpulkan hal itu. Semua, kata dia, akan jelas setelah hasil uji laboratorium keluar. “Saat semburan terjadi, tidak ada kejanggalan di sumur kami. Semuanya normal-normal saja,” jelasnya. Pihak Pertamina pun sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Tukdana dan juga Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup. Untuk diketahui pada tahun 2015 di area yang tidak jauh dari lokasi semburan saat ini juga terjadi hal serupa. Semburan lumpur dan gas sempat membuat heboh warga. Namun setelah diinvestigasi dan dilakukan uji laboratorium, diketahui semburan lumpur dan gas kala itu bersumber dari gas liar dan sudah mendapatkan penanganan dari Pemerintah Kabupaten Indramayu. Pantauan Radar, semburan lumpur dan gas berhenti sekitar pukul 06.30 pagi, Selasa (26/12). Meski begitu, petugas Pertamina dan keamanan masih berjaga di lokasi kejadian. Warga yang tinggal di lokasi sekitar semburan khususnya warga RT 11 dan 12 Desa Sukaperna pun masih khawatir akan kemungkinan munculnya semburan-semburan lain. Mengingat dua RT ini menjadi wilayah terdampak saat semburan tahun 2015. Warga Desa Sukaperna, Kecamatan Jatibarang, Yeyet (53) mengatakan permukiman warga berjarak sekitar 100 meter dari lokasi semburan. Semburan lumpur, kata dia, bukan hanya terjadi di Blok Pagedangan Baru saja. Namun juga semburan seperti kebocoran gas terjadi di sekitar permukiman warga. “Di belakang rumah saya juga ada dan sampai sekarang (sejak 2015) belum berhenti. Sebelum muncul semburan sekarang, di sekitar rumah saya kayak ada gas bocor saja. Tapi sekarang juga ikut disertai lumpur,” lanjutnya. Ia pun berharap semburan gas dan lumpur ini bisa dihentikan. Karena semburan ini menimbulkan bau gas yang menyengat dan bisa berdampak pada kesehatan warga. Senada, tokoh masyarakat Sukaperna, Soleh berharap pihak Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Indramayu bisa segera menghentikan semburan lumpur dan gas. Bukan hanya di semburan yang dekat dengan sumur Pertamina tetapi juga letupan-letupan kecil di sekitar permukiman warga. “Memang sumur Pertamina ada di Desa Pagedangan. Tapi dampaknya sampai ke Desa Sukaperna. Saat ada semburan tahun 2015, dampaknya sampai saat ini pun masih ada dan terasa. Belum usai urusan tahun 2015, sekarang muncul lagi semburan gas dan lumpur. Jelas ini sangat meresahkan,” tuturnya. Sementara, Pemcam Tukdana, melalui anggota Satpol PP Kecamatan Tukdana, Jumadi yang sedang melakukan penjagaan di lokasi semburan, mengatakan pihak kecamatan sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak mulai dari PT Pertamina, dan Instansi terkait di Kabupaten Indramayu untuk menangani semburan gas lumpur. “Kecamatan sudah melaporkan semuanya. Tinggal menunggu perkembangan, dari para ahli yang mengerti tentang Migas. Yang jelas kami masih terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani semburan gas lumpur ini,” jelasnya. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: