Harga Telur Bikin Babak Belur, Sentuh Rp34 Ribu/Kg

Harga Telur Bikin Babak Belur, Sentuh Rp34 Ribu/Kg

CIREBON  - Para pengunjung pasar tradisional mengeluhkan masih tingginya harga sejumlah komoditi bahan-bahan kebutuhan pokok di penghujung tahun 2017 ini. Yang paling dirasakan para pembeli adalah harga telur ayam broiler yang saat ini masih di angka 25 ribu perkilogramnya. Harga saat ini sebenarnya jauh lebih murah ketimbang harga telur saat tanggal 19 Desember lalu, yang sempat menyentuh harga Rp34 ribu perkilogramnya. Salah satu pengunjung Suarni (35) warga Desa Cilengkrang saat ditemui Radar di Pasar Ciledug mengatakan, jika kenaikan harga telur ayam broiler tersebut sudah terjadi dan berlangsung sejak awal Desember 2017. “Dari awal bulan harga telur naik terus, sehari bisa naik dua ribu, turun sedikit lalu naik lagi. Terus setelah itu sempat di atas 30 ribu dan kini turun lagi, katanya 25 ribu perkilogramnya,” ujarnya kepada Radar, Rabu (27/12). Untuk menyiasati kenaikan harga telur tersebut, ia pun harus putar otak, menu-menu yang menggunakan telur ayam ia ganti dan kurangi porsinya untuk menekan pengeluaran belanja dapurnya. “Ya harus diirit-irit juga, terlebih kan hampir semua harga sembako ikut naik. Sekarang sih kalau tidak perlu sekali ya gak usah pakai telur, pakai alternatif saja. Cari yang murah seperti tahu atau tempe, karena kalau ngejer telur ya pasti babak belur pengeluarannya,” imbuhnya. Sementara itu, salah seorang pedagang, Gofar (35) warga Desa Ciledugkulon saat ditemui Radar mengatakan, dari sejumlah barang dagangan di kios sembako miliknya, yang paling terasa kenaikannya adalah telur ayam broiler. “Komoditi lain sebagian juga ada yang naik, cuma tidak besar. Naik ya paling 500 sampai seribu. Nah pas harga daging ayam broiler mulai naik, sudah tidak bisa dibendung, hampir setiap hari naik, sebelum Natal kemarin sempat tembus di atas 30 ribu. Sekarang sudah mulai turun tapi tetap masih mahal. Sekilonya 25 ribu, pembeli otomatis berkurang karena harganya mahal,” bebernya. Sejumlah faktor pun diduga jadi penyebab mahal dan naiknya harga telur ayam broiler di tingkat pedagang, di antaranya terlambatnya kiriman telur dari distributor dan mahalnya harga pakan ternak, sehingga berimbas pada naiknya harga telur. “Banyak faktornya. Kalau pedagang sih tergantung dari distributornya. Kalau dari distributornya sudah tinggi, otomatis harganya nanti pasti mahal, pun demikian sebaliknya,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: