Cirebon Metropolitan, Aher: Jangan Jadi Sekuler, Tetap Kota Wali

Cirebon Metropolitan, Aher: Jangan Jadi Sekuler, Tetap Kota Wali

RENCANA Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadikan wilayah III Cirebon sebagai kota metropolitan, jangan diartikan secara sempit. Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan secara khusus berpesan, budaya Kota Wali agar tidak pudar. \"Jangan berubah menjadi kota sekuler, tetap jaga kota wali ini,\" ujar gubernur yang biasa disapa Aher itu, saat berkunjung ke Cirebon. Kata Aher, keunikan Cirebon juga terlihat dari kekayaan tradisi, kuliner dan seni budaya. Ini yang menjadi ciri khas Cirebon. Meski pergerakkan perekonomian serta kemajuan pariwisata Cirebon semakin baik, identitas Cirebon sebagai kota wali tidak boleh pudar. Seperti diketahui, Pemprov Jabar sejak 2011 sudah mengembangkan konsep metropolitan di Jawa Barat. Konsep tersebut diyakini dapat mempercepat pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di berbagai darah. Pemprov menetapkan tiga metropolitan di Jawa Barat yakni metropolitan Bodebek Karpur, Metropolitan Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon Raya. Khusus untuk Metropolitan Cirebon Raya, akan dikembangkan sebagai metropolitan budaya dan sejarah dengan sektor unggulan wisata, industri dan kerajinan. Aher menilai, penatapan Cirebon sebagai Metropolitan Cirebon Raya bukan tanpa alasan. \"Cirebon hadir dengan berbagai keunikan. Baik secara fisik dan non fisik,\" ujarnya. Apa yang disampaikan Aher tak sekadar wacana. Pasalnya, master plan Metropolitan Cirebon Raya akan segera dimulai pada 2018 mendatang. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon, M Arif Kurniawan ST menambahkan, Tol Cisumdawu dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) merupakan akselerasi menuju kota metropolitan. “Nanti juga ada kereta layang Jakarta-Cirebon,” katanya. Tak hanya itu, awal 2018, Bandara Kertajati di Majalengka sudah bisa digunakan. Sebagaimana diketahui, Bandara Kertajati dibangun untuk menggantikan fungsi dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Bandara ini memiliki luas lahan 1.800 hektare dan akan dilengkapi dengan akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, juga akses kereta. Luas terminalnya mencapai 92 ribumeter persegi yang bisa menampung 5-6 juta penumpang. Untuk konsep yang diutamakan dalam pembangunan dan pengembangan Metropolitan Cirebon Raya, kata Arif, yaitu mengangkat sisi kebudayaan dan sejarah. Sebab, Arif menilai, Cirebon tidak terlepas dari sejarah dan kebudayaannya yang sangat kental. Arif menambahkan, Cirebon memiliki ciri khas yang kuat mengenai sejarah. Sehingga, metropolitan yang dibangun nanti, bukan hanya modern, Tapi berbudaya dan tidak meninggalkan akar sejarah. \"Kita fokusnya budaya dan sejarah. Sehingga Cirebon menjadi metropolitan yang berbasis budaya,\" tambahnya. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: