Jelang Pergantian Tahun, Harga Telur Masih Tinggi

Jelang Pergantian Tahun, Harga Telur Masih Tinggi

CIREBON -  Kenaikan harga telur ayam masih terus terjadi. Padahal diprediksi perubahan harga itu hanya terjadi sampai momen Natal. Dari harga normal Rp19 ribu, terpantau kemarin, ada di posisi Rp26 ribu. Penjual sembako di Pasar Drajat, Kusmayadi mengatakan, kenaikan harga telur ini terjadi bertahap. Saat natal dijual Rp24 ribu/kg. Kemudian naik lagi menjadi Rp26ribu menjelang akhir tahun. Kondisi ini disebabkan permintaan masyarakat yang mengalami peningkatan. \"Tahun baru dan Natal memang biasanya konsumsi telur naik. Tapi setelah tahun baru normal lagi,\" ujar Kusmayadi, kepada Radar. Disebutkan dia, dalam kondisi normal sehari penjualan telur mencapai 30 kg. Memasuki periode Natal dan tahun baru, ada lonjakan sampai 40 kg perhari. Di Pasar Kanoman, telur mulai turun harga dan dijual Rp25 ribu/kg. Perbedaan harga ini dipengaruhi faktor rantai distribusi. Fitri salah seorang pedagang sembako menyebutkan, permintaan telur akan mengalami penurunan drastis selepas pergantian tahun. Kondisi ini juga akan memicu penurunan harga secara signifikan. \"Kalau turun paling sekarang sedikit. Nanti normalnya awal tahun, biasnya balik lagi ke harga awal,” katanya. Untuk harga sembako sendiri ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti beras yang biasanya dibanderol dengan harga Rp10 ribu menjadi Rp12 ribu. Kemudian gula pasir dari Rp11.500, menjadi Rp12 ribu. Sementara untuk sayur mayur, harga cabai merah kembali mengalami kenaikan. Saat ini dijual Rp35 ribu/kg dari normal Rp25 ribu. Harga cabai merah ini bertahan sudah hampir satu pekan. Meski begitu, beberapa item bumbu dapur lainnya masih dijual dengan harga normal. Pedagang sayuran, Ruslan (37) menyatakan, kenaikan harga sayur mayur disebabkan faktor cuaca. Sehingga sayuran relatif cepat busuk. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: