Target Maret Bandara Kertajati Rampung

Target Maret Bandara Kertajati Rampung

MAJALENGKA - Pengoperasian Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka di tahun 2018 ini tampaknya bukan sekadar obsesi. Hal itu ditunjukkan dengan hampir rampungnya pembangunan bandara. Hingga akhir tahun 2017 pembangunan hampir mencapai 85 persen. Pemprov Jawa Barat maupun pengembang optimistis bandara bisa melayani penerbangan haji dan umrah musim 2018 ini. Direktur utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra mengatakan, bandara seluas 1.800 hektare itu sampai 24 Desember 2017 progres pembangunan dengan kode penerbangan “KJT” untuk sisi darat yang dikelola pihaknya sudah mencapai 84,5 persen. Terdiri dari terminal dan fasilitas lainnya. Pembangunan sisi darat di bagi ke dalam tiga paket pengerjaan. Paket satu yang digarap PT Adhi Karya (Persero) meliputi pekerjaan infrastruktur ramp simpang susun, pekerjaan jalan, drainase, dan landscape sudah rampung 100 persen. Sementara paket dua yang meliputi pembangunan utama yakni terminal penumpang sudah mencapai 80 persen. “Adapun paket tiga meliputi pembangunan gedung operasional yang dikerjakan PT Waskita Karya sudah 92 persen. Pekerjaan meliputi sarana penunjang operasional bandara berupa incenerator, meteorologi, ground water tank, jalan kawasan, sub station dan perangkat keamanan kebakaran bandara,” jelasnya kepada wartawan, Sabtu lalu (30/12). Sedangkan untuk kesiapan runway yang nantinya akan dibentangkan sampai 3.500 meter x 60 meter oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini sudah lebih dari 90 persen. Dengan panjang runway tersebut mempertegas bandara bisa menampung pesawat berbadan lebar. “Setelah rampung proses pembangunannya paling lambat awal tahun 2018 ini, tinggal melakukan verifikasi dan sertifikasi kelayakan. Semoga Februari atau Maret 2018 sudah rampung semua,” ungkapnya. Pihaknya juga menangani pengembangan kawasan sekitar bandara yang direncanakan dibuat aerocity. Pihaknya mencoba menarik minat para pengusaha domestik maupun mancanegara untuk berinvestasi di aerocity. Pada kawasan seluas kurang lebih 3.480 hektare tersebut tersedia nilai investasi yang ditaksir Rp 200 triliun. Kawasan aerocity tersebut terbagi menjadi enam cluster bisnis. Di antaranya Energy Centre, Logistic, Aerospace Park, Business Park, Creative Technology Centre, dan Residential/Township. Pilihan cluster tersebut bisa diisi oleh para investor untuk mengembangkan kawasan bisnis dan menyerap tenaga kerja tentunya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: