Mulai Persoalkan Kualitas Bangunan

Mulai Persoalkan Kualitas Bangunan

Yakin Tak Sesuai RAB, Minta Kejaksaan Turun Tangan \"\"WERU- Menjelang batas akhir (deadline) tahapan renovasi, para pedagang Pasar Pasalaran mulai angkat suara soal kualitas bangunan. Keterbatasan waktu dan aksi kejar tuntas, disebut-sebut bisa membuat kontraktor atau pelaksana proyek melakukan pembangunan tanpa mengutamakan kualitas. Ketua Paguyuban Pedagang Kecamatan Weru dan Plered, Ade Rifqy Sodik, mengatakan, selama ini dirinya bersama pedagang lainnya tidak mengetahui akan papan (plang) proyek renovasi pasar. Ade pun berani taruhan, bahan material bangunan yang digunakan tidak sesuai dengan rencana anggaran belanja (RAB). “Mulai dari besi, batu bata, kayu, genteng, semen dan lain-lain, saya berani taruhan tidak sesuai dengan RAB. Ayo kita lihat ukuran besi, kayu dan lainnya. Apalagi saat ini batas waktunya sudah empat hari lagi. BPK, Inspektorat dan kejaksaan semuanya harus turun,” ketusnya. Ade bersama pedagang lainnya pun masih menanyakan uang pungutan Rp150 ribu hingga Rp400 ribu yang dilakukan oleh oknum pemerintah desa dan Ikatan Pedagang Pasar Pasalaran (IP3W). Uang pungutan tersebut kabarnya digunakan untuk menyewa lahan pasar darurat. Padahal pasar darurat tidak jadi ditempati, dan hingga uang pedagang tidak dikembalikan. “Kita juga menanyakan uang pungutan dulu, ke mana? Tidak dikembalikan lagi. Sebuah kebohongan besar kalau oknum orang desa dan IP3W tidak memungut. Orang buktinya sudah ada dan dulu pernah diberitakan besar-besaran. Sementara, bupati secara tegas mengatakan pasar darurat gratis untuk pedagang,” paparnya. Sementara itu, para pedagang Pasar Pasalaran kini mulai waswas. Mereka khawatir akan kondisi pasar yang hingga kini tak kunjung selesai direnovasi. Bahkan di antara mereka ada yang menyesal, mengapa sejak pertama tidak pindah ke pasar darurat. Seperti yang diungkapkan Firman, pedagang sembako. Ia merasa renovasi Pasar Pasalaran akan lama selesai. Apalagi pengerjaan yang masih belum maksimal dan jauh dari target. Hal itu membuat dirinya dan pedagang lain merasa tak nyaman untuk berjualan. \"Kita sudah lama tunggu renovasi, tapi lihat saja renovasinya jauh dari target. Tahu begini kenapa dulu kita tidak pindah saja, biar cepat selesai,\" ujarnya. Kekecewaannya ini ditengarai karena ketidakompakan pedagang. Firman pun menyadari jika renovasi tidak maksimal, disebabkan karena pedagang masih berada di dalam pasar. \"Iya ini karena kita juga masih ada di sini sehingga pengerjaannya tidak maksimal, tapi ya sudah lah. Kita sih berdoa semoga cepat selesai saja,\" terangnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: