Harga Beras Terus Meroket, Camat Ancam Tindak Spekulan Nakal

Harga Beras Terus Meroket, Camat Ancam Tindak Spekulan Nakal

  CIREBON - Sejumlah warga di Kecamatan Mundu mengeluhkan mahalnya harga beras. Pasalnya, tidak hanya beras premium dan medium saja yang mengalami kenaikan. Harga raskin di kios-kios pedagang juga diketahui naik drastis. Naiknya harga beras tersebut, mulai dirasakan sejak awal tahun. Perlahan-lahan harga beras merangkak naik dan seolah-olah enggan turun. Bahkan, harga raskin yang biasanya hanya dijual Rp7.500 perkilogramnya, kini merangkak naik sampai Rp9.500 sampai Rp10 ribu perkilogramnya. “Raskin ini kiriman dari Indramayu. Saya jual itu biasanya Rp7.500, sekarang ya sampai Rp10 ribu. Yang beli itu biasanya yang jual nasi goreng, yang jual lontong. Rata-rata yang jual bahan makanan olahan,”u jar Husen, salah seorang pedagang di Pasar Desa Mundu Pesisir, saat ditemui Radar, kemarin. Dikatakannya, untuk beras medium dan premium juga mengalami kenaikan yang hampir sama. Jika sebelumnya beras dengan merek Singa (IR46) dijual Rp11 ribu, kini perkilonya dihargai dengan Rp12.500. “Semua jenis beras hampir merata mengalami kenaikan, terasa sekali kenaikannya. Pembeli pun menurun. Jika biasanya sehari bisa jual sebanyak 4 ton, kini paling hebat hanya 2 sampai 3 ton,” imbuhnya. Husen mengatakan, ia menjadi salah satu penyuplai beras untuk banyak toko dan kios di wilayah Kecamatan Mundu dan Kecamatan Asjap. Untuk kategori beras premium dan medium menurutnya, masih mungkin mengalami kenaikan di tingkat pengecer yang lebih kecil, karena dibebani ongkos ditribusi dan lain-lain. “Kalau saya kan grosir. Kalau warung yang lebih kecil untuk kelas premium dan medium bisa naik seribu sampai dua ribu lagi, tergantung jarak biasanya,” bebernya. Sementara itu Camat Mundu, August Pentristianto SSTP mengku sudah melakukan pengawasan kepada sejumlah distributor dan pedagang pangan di wilayahnya untuk menjaga dan mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang akan berdampak sistemik kepada naiknya harga-harga komoditi lainnya. “Saat ini kita lakukan pengawasan, terutama untuk ketersediaan sembako, sudah ada aturannya. Mudah-mudahan para distributor dan pedagang tidak memanfaatkan situasi dengan menaikan harga di luar kewajaran. Tidak boleh jadi spekulan nakal. Mereka juga kita imbau untuk tidak menimbun bahan pangan utama,” ungkapnya. (dri)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: