Musala dan Gudang Dipakai KBM, 5 Ruang Kelas SDN Cadasngampar  Rusak

Musala dan Gudang Dipakai KBM, 5 Ruang Kelas SDN Cadasngampar  Rusak

  CIREBON - Sekolah yang perlu diperbaiki tak hanya berada di pusat kota. Sejumlah sekolah di kawasan selatan Kota Cirebon pun membutuhkan perbaikan. Seperti pantauan Radar di SDN Cadasngampar, Selasa (23/1). Ruang kelas yang berada di sekolah tersebut sebagian rusak. Bahkan, karena kekurangan ruang kelas, sekolah memanfaatkan keberadaan musala untuk belajar. \"Kurang ruang belajar, ada kelas yang gantian. Yang pagi dan siang,\" ujar Kepala SDN Cadasngampar, Yusuf Hidayat. Untuk kelas pagi, kata Yusuf, kelas dimulai pukul 07.00-11.30 WIB. Sedangkan untuk kelas siang, mulai pukul 12.00-16.30 WIB. Selain harus memanfaatkan musala untuk ruang belajar, satu ruangan yang awalnya dijadikan gudang pun terpaksa dipakai. Sebetulnya, SDN Cadasngampar memiliki tujuh ruang kelas. Tapi lima diantaranya rusak berat, khususnya di bagian atap. Kondisi ruangan yang demikian membuat sekolah tak berani memaksakan untuk digunakan sebagai ruang belajar. Tak hanya itu, kendala lain pun harus dirasakan para warga SDN Cadasngampar. Hingga saat ini di sekolah tersebut kekurangan air bersih. Akibatnya, keberadaan 5 toilet di sekolah tersebut hanya berfungsi 1 toilet saja. Sekolah harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan. \"Toilet yang dipake hanya 1, padahal yang lain masih bagus, baru direhab. Tapi karena gak ada air bersih, kita gak pake,\" ungkapnya. Yusuf menambahkan, selain ruang belajar dan fasilitas air bersih yang kurang memadai, adapula kerusakan yang terjadi pada ruang penjaga sekolah. Bangunan tersebut, sudah tidak layak huni. Selain karena kondisi bangunan yang sudah lapuk, atapnya pun sudah banyak yang rapuh. Dia berharap agar segera dilakukan perbaikan. Terutama penyediaan air bersih untuk kebutuhan di sekolah tersebut, mengingat kegiatan belajar mengajar dilakukan hingga sore hari.  Sementara itu, untuk perbaikan ruang belajar, Pemerintah Kota Cirebon tidak memiliki anggaran yang cukup. Dinas Pendidikan juga kesulitan mengakomodasi perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Salah satu upaya yang sedang ditempuh ialah pengajuan corporate social responsibility (CSR). Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Muh Uu Suhaemi mengaku sudah melakukan beberapa upaya untuk penanganan kerusakan sekolah, khususnya SD. Disdik mengajukan CSR ke beberapa perusahaan, seperti Bank BJB, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Power, PT Pelindo II Cirebon, Bank Indonesia, PT Pertamina Asset III dan lainnya. “Semoga bisa dapat, dan anak-anak kembali belajar dengan nyaman,\" kata Uu, Senin (22/1). Uu mengatakan, pemeliharaan bangunan sekolah perlu kerjasama semua pihak. Ia mengakui bahwa sejumlah kerusakan memang luput dari penglihatan. Untuk itu, dirinya mengimbau kepada pihak sekolah untuk bersama-sama memelihara dan segera melapor. \"Kita imbau agar sekolah juga membantu disdik untuk cek kondisi sekolahnya, misal ada genteng yang pecah atau bocor, segera lapor. Karena kalau nanti dibiarkan, efeknya semakin meluas,\" tuturnya. Di lain pihak, keinginan memanfaatkan dana CSR untuk perbaikan sekolah sepertinya belum bisa dioptimalkan. Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ir H Yoyon Indrayana MT mengatakan, Pemerintah Kota Cirebon sudah menggagas program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang menggandeng semua perusahaan, baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan swasta. Namun, hingga saat ini belum ada CSR yang masuk. \"Saya belum bisa banyak bicara, karena untuk itu belum ada,\" ujarnya, singkat. Menurut Yoyon, bila ratusan perusahaan yang ada bisa mengeluarkan CSR secara tepat, pembangunan di Kota Cirebon akan sangat terbantu. Sehingga hal tersebut akan sangat berpengaruh pada percepatan pembangunan yang saat ini sedang diupayakan pemkot. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: