Jalur Kanci Kulon-Buntet Putus setelah Tanggul Jebol Diterjang Banjir

Jalur Kanci Kulon-Buntet Putus setelah Tanggul Jebol Diterjang Banjir

CIREBON - Intensitas hujan selama dua hari terakhir, membuat ribuan rumah di Kota dan Kabupaten Cirebon terendam banjir. Tidak hanya itu, ratusan pohon di Desa Kanci Kulon tumbang. Bahkan, jalan penghubung dua desa, Kanci Kulon dan Desa Buntet di Kecamatan Astanajapura putus. Sebab, tanggul Desa Kanci Kulon jebol. Imbasnya, ratusan rumah di Desa Kanci Kulon terendam banjir. \"Selama dua hari diguyur hujan, tanggul Sungai Kanci jebol. Bukan hanya rumah dan pohon tumbang, 15 ha sawah terendam banjir,\" ujar Sukadnan, ketua RT/RW 04/04 Dusun Tiga Desa Kanci Kulon kepada Radar Cirebon, Sabtu (10/2) malam. Menurutnya, tanggul sekaligus jalan penghubung dua desa tersebut jebol dengan lebar 6 meter dan kedalaman 3,5 sampai 4 meter. Lebarnya tanggul jebol itu karena arus air sungai sangat deras. \"Untungnya hujan berhenti dan air sungai yang masuk ke pemukiman warga berbalik lagi ke sungai. Kalau dihajar hujan lagi, banjir akan semakin meluas. Jebolnya tanggul Kali Kanci itu berimbas ke sawah dan rumah-rumah warga utamanya Desa Waruduwur, Citemu dan Luwung,\" ungkapnya. Menurutnya, hujan deras dan angin kencang di Desa Kanci Kulon ini membuat ratusan pohon tumbang dan menimpa beberapa rumah warga. \"Di blok saya saja, ada empat rumah warga yang tertimpa pohon tumbang,\" ucapnya. Sementara itu, pantauan Radar Cirebon di Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajpura, ratusan rumah warga terendam banjjr. Ketinggiannya pun bervariasi 30 cm sampai 1 meter lebih. \"Pemukiman kami ini sudah dua hari dikepung banjir yang diakibatkan luapan Sungai Singaraja,\" ujar salah satu warga Desa setempat, Jimi (34). Di tempat yang sama, Babinsa Kecamatan Desa Japura Bakti, Pelda Subandi menuturkan, banjir selama dua hari ini selain diakibatkan luapan sungai, juga imbas dari pembangunan tol. Sementara drainase atau gorong-gorong pembuangan air yang disediakan pihak tol diameternya sangat kecil, yakni berdiameter 100. \"Ada dua sungai yang mengalir di Desa Japura Bakti. Tapi, Sungai Singaraja menjadi titik temu (pembuangan Sungai Cimanis, red). Jadi, dua aliran air dipertemukan jadi satu. Pertemuan satu titik itu ketika air Sungai Singaraja tidak mampu menampung, akhirnya meluap dan masuk ke pemukiman warga,\" terangnya. Menurut dia, setidaknya ada 1.500 KK untuk dusun I, II dan lebih dari 1.000 rumah yang terendam banjir. Banjir sepaha orang dewasa ini akan terus terulang setiap tahunnya, ketika pihak tol tidak memperbaiki atau melebarkan gorong-gorong. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: