Dinkes Klaim Kasus Kematian Ibu dan Bayi di Indramayu Turun

Dinkes Klaim Kasus Kematian Ibu dan Bayi di Indramayu Turun

INDRAMAYU–Berkat upaya keras yang terus dilakukan, kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu mengalami penurunan. Meski demikian, masih dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana serta kemampuan sumber daya manusia (SDM), karena penurunan angka itu masih relatif kecil. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara menyebutkan, pada 2016, kematian ibu di Kabupaten Indramayu mencapai 60 kasus. Sedangkan kasus kematian bayi mencapai 314 kasus. Kemudian pada 2017, kematian ibu menurun menjadi 45 kasus. Begitu juga angka kematian bayi turun menjadi 254 kasus. “Alhamdulillah kasus kematian ibu dan bayi turun 25 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dr Deden Boni Koswara. Deden mengungkapkan, turunnya kasus itu membuat Kabupaten Indramayu kini tidak lagi menduduki peringkat lima teratas dalam hal kematian ibu dan bayi di Jabar. Menurutnya hal tersebut patut disyukuri. Deden menilai, penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi selama ini disebabkan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang masih rendah. Mereka mengabaikan kesehatan terutama saat memasuki masa hamil maupun kesehatan bayi. Faktor lain penyebab kematian ibu dan bayi juga akibat masih kurangnya sarana dan prasarana kesehatan, baik tingkat puskesmas maupun rumah sakit. Karenanya, perlu ada peningkatan sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan. Sementara itu, Ketua Fraksi DPRD Kabupaten Indramayu, Ruswa mengapresiasi turunnya kasus angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Indramayu. Meskipun penurunan angkanya masih relatif kecil.  “Saya tentu sangat mengapresiasi atas upaya yang sudah dilakukan, sehingga kasus kematian ibu dan bayi di Indramayu mengalami penurunan,” ujar Ruswa. Untuk lebih menurunkan lagi kasus kematian ibu dan bayi, Ruswa menilai, hal pertama yang yang harus dilakukan adalah lebih meningkatkan lagi pengetahuan dan keterampilan para petugas medis. Tak hanya saat menangani ibu hamil dan melahirkan, namun juga bayi yang baru dilahirkan. Selain itu, lanjut Ruswa, puskesmas pelayanan observasi neonatus esensial dasar (PONED) atau yang dapat menangani proses kelahiran, lebih diperbanyak lagi. Dengan demikian, jarak antara pasien dengan tempat tindakan medis menjadi lebih dekat. Di samping itu, petugas dari dinas terkait jangan pernah bosan melakukan upaya preventif. Yakni dengan terus menerus memberikan edukasi kepada para ibu hamil agar memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang bagaimana kehamilan yang sehat dan perawatan bayi. (oet)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: