Satu Balita Korban Banjir Meninggal Kena DBD

Satu Balita Korban Banjir Meninggal Kena DBD

CIREBON-Duka akibat banjir belum juga hilang. Keluarga Ahsan dan Cartini kini kembali dirundung duka. Minggu (3/4) dini hari, anak keduanya, Salsabilah Nurhasani (5) tutup usia setelah beberapa saat sebelumnya berjuang hidup di IGD RSUD Waled. Salsabilah meninggal setelah sebelumnya didiagnosa menderita demam berdarah dengue (DBD). Hal tersebut baru diketahui setelah Minggu (4/3) dinihari, panas tubuh Salsabilah yang tinggi tak kunjung turun. “Sore harinya saya sempat bawa Salsa periksa ke bidan, cuma katanya tidak apa-apa. Ini panas biasa, terus dikasih obat dari bidan dan panasnya sempat turun,” ujar Ahsan (47) ayah korban saat ditemui Radar di kediamannya. Panas Salsa mulai menjadi setelah lewat tengah malam. Keluarga mulai kebingungan, terlebih Salsa hanya tidur beralaskan tikar, karena kasur milik keluarga Ahsan sudah tidak bisa digunakan akibat banjir. “Saya panik, bingung, Salsa mulai ngigau, badannya panas. Katanya ada orang pakai topeng yang datang. Saat itu juga, saya langsung bawa ke puskesmas,” imbuh Ahsan. Menurut warga RT 02 RW 01, Blok Pamosongan Desa Ciledug Lor ini, setelah dari puskesemas, dia kemudian disarankan untuk membawa Salsa ke RSUD Waled, karena panas Salsa yang begitu tinggi dan ada tanda-tanda Salsa diduga kena DBD. “Kalau saat itu sih bintik-bintik merahnya belum banyak. Bintik merah justru kelihatan banyak setelah Salsa meninggal. Di punggung dan dadanya banyak sekali bintik-bintik merah,” jelasnya. Ahsan pun mengaku menyesal tidak membawa Salsa segera ke rumah sakit. Padahal seminggu terakhir, kondisi Salsa memang sering ngedrop dan tiba-tiba sering demam, terlebih saat malam hari. “Kalau malam panas, tapi dikasih obat turun lagi. Sudah banyak obat, seringnya obat warung, tapi siangnya seger lagi. Bisa main, bahkan siang hari sebelum meninggal, Salsa juga masih main sama teman-temannya. Kalau tahu kena DBD, saya pasti awal-awal bawa ke rumah sakit,” kata Ahsan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik tahu tersebut. Dijelaskan Ahsan, saat banjir besar menerjang, ia dan keluarganya mengungsi ke rumah kontrakan di sekitar Pasar Ciledug. Namun demikian, ia menduga Salsa digigit nyamuk saat berada di sekitar rumah pasca banjir mulai surut. “Saya sewa kontrakan, sebulan Rp200 ribu. Tapi pas banjir surut, saya sekeluarga balik lagi, bersih-bersih, rumah saya kerendem sampai tinggal atap saja. Salsa kayaknya digigit nyamuk di sekitar rumah,” jelasnya. Sementara itu, Ibu kandung korban, Cartini (37) masih terlihat terpukul dengan meninggalnya Salsa. Matanya masih terlihat merah dan sesekali menangis sambil memegangi foto Salsa. “Salsa sempat minta es krim kalau sembuh. Anaknya lucu, baik, banyak temennya. Kalau siang, anak-anak tetangga juga pada ke sini nyusul Salsa main,” ungkapnya. Sementara itu, rencananya, pihak Dinkes Kabupaten Cirebon hari ini akan melakukan fogging di sekitar atau wilayah terdampak banjir untuk mengantisipasi adanya korban-korban lainnya yang terserang DBD. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: