Grage, Mana Lahan PKL?

Grage, Mana Lahan PKL?

Kerja di Mal, tapi Makan Pinggir Jalan Polemik keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Jl Samiaji, yang persis ada di belakang Grage Mall, tak menyurutkan minat sebagian besar karyawan tenant di mal tersebut untuk tetap makan di sana. BILA dilihat sepintas, sepertinya keberadaan PKL Jl Samiaji sangat membantu karyawan tenant atau bahkan pegawai Grage Mall sendiri. Radar coba mencari tahu apa alasan mereka makan di pinggir jalan. Tak risih atau malu dengan pakaian necis dan seksi yang dikenakan. Apakah karena gaji yang menyesuaikan dengan tempat makan di pinggir jalan? Salah satu karyawan restoran cepat saji di Grage Mall, sebut saja Ferdinan (29) menjelaskan, di restoran tempat dia bekerja tidak ada jatah makan. Dia pun lantas memilih makan di PKL Jl Samiaji. Faktor harga menjadi satu-satunya alasan. Ferdinan lebih senang menjadi pelanggan tetap PKL di sana. “Relatif murah. Gaji Saya bisa buat nabung,” ucapnya. Ferdinan mengaku gaji yang dia terima ada di kisaran Rp1,3 juta. Meskipun relatif cukup, akan lebih menghemat jika dia makan di pinggiran jalan. Ia menjelaskan tempatnya bekerja memperbolehkan karyawan membeli makanan dari restoran cepat saji. Namun itu bisa dilakukan jika sudah tutup dan masih ada sisa. “Dibeli dengan separuh harga. Itu khusus buat karyawan,” bebernya kepada Radar, Minggu (13/1). Jika restoran masih buka, dia harus membayar sejumlah harga yang tertera, meskipun sebagai karyawan. Sedangkan untuk makan di PKL Jl Samiaji, dia hanya menghabiskan Rp7 ribu sekali makan. “Irit dan uang gaji bisa buat nabung,” tegasnya. Ketua Forum PKL Kota Cirebon, Ade Priyanto mengatakan, keberadaan 27 PKL Samiaji sangat membantu karyawan Grage Mall. Terkait kemacetan yang ditimbulkan di sekitar sana, itu bukan karena ada PKL. Tetapi karena ada oknum pengendara yang berkendara berlawanan arah Jl Samiaji. Padahal, sudah ada tanda Jl Samiaji hanya untuk satu arah. Di samping itu, pintu masuk Grage Mall banyak terjadi penumpukan kendaraan dan membuat macet. Karena sangat membantu karyawan Grage Mall, Ade mendesak agar pihak Grage Mall menyediakan lahan di dalam area mal untuk PKL berjualan. “Itu penataan yang kami harapkan,” harapnya, seraya menyebutkan tidak semua karyawan Grage Mall berpenghasilan cukup. Ade mengungkapkan, gaji karyawan mereka memang di atas UMK. Namun, berkisar antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Terlebih petugas cleaning servis atau office boy, digaji hanya sekitar Rp600 ribu saja. Ade membeberkan, tak sedikit pula karyawan Grage Mall makan di PKL Jl Samiaji, namun tidak bayar saat itu. Artinya para karyawan mencatatkan nama di buku utang. Biasanya akhir bulan saat mereka gajian, utang dibayar. Terlihat sekali manfaat PKL Jl Samiaji. “Ini tanggung jawab pemerintah. Mereka harus bisa menata lebih baik lagi seperti di Solo,” ucapnya. Diakuinya, keberadaan PKL di Kota Cirebon semua melanggar. Namun, hingga saat ini belum ada solusi apa pun. Ade mewakili PKL berharap ada payung hukum yang bisa membuat PKL tenang dan aman. Solusi untuk menempatkan PKL di satu tempat, bisa dilakukan. Terpenting PKL bisa berjualan dengan aman dan nyaman. “Ini bisa mengentaskan kemiskinan. Pemerintah tidak bisa memberikan lapangan pekerjaan,” tandasnya. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: