Tiga Bulan Belum Ada Kejelasan, Korban Banjir Tagih Janji Pemerintah

Tiga Bulan Belum Ada Kejelasan, Korban Banjir Tagih Janji Pemerintah

CIREBON-Sudah dua bulan lebih berlalu pasca banjir bandang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, ribuan rumah dan puluhan ribu warga terdampak musibah tersebut. Tak terkecuali dua keluarga yang kini harus tinggal di rumah yang nyaris ambruk di Desa Japura Bakti. Kedua rumah tersebut terletak di Dusun 2, RT/RW 04, Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon yang merupakan milik dua keluarga yakni keluarga Kuniah (45) dan keluarga Waskina (50). Pasca bagian belakang rumah kedua keluarga tersebut disapu banjir, hingga kini belum ada bantuan untuk membangun kembali rumah tersebut. Padahal, beberapa pejabat sempat mampir dan mendata rumah tersebut pasca banjir dua bulan lalu. “Kalau untuk proposal memang sudah diajukan, bahkan sehari setelah rumah tersebut ambruk langsung kita bikin laporan dan tak lama langsung menyusul proposalnya. Cuma memang sampai sekarang belum ada realisasi,” ujar Lugu Desa Astanajapura Sodikin saat ditemui Radar Cirebon. Dikatakan Sodikin, ia belum mengetahui apa yang menyebabkan bantuan yang seharusnya diterima dua keluarga tersebut terlambat, bahkan cenderung tidak jelas. Pasalnya, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dan informasi lebih jauh tentang kelanjutan proposal tersebut. “Kita belum dapatkan info lagi, mau cair kapan bantuannya juga belum tahu. Kita juga suka bingung kalau pihak keluarga korban nanya karena tidak bisa kasih kepastian,” imbuhnya. Sementara itu, salah seorang pemilik rumah Waskinah (50) kepada Radar Cirebon mengatakan, musibah ambruknya bagian belakang rumahnya tersebut selain karena faktor banjir, juga diakibatkan kondisi bangunan yang sudah tua. “Atapnya sudah banyak yang bocor, bagian lantainya juga mayoritas masih lantai tanah. Kita tidak ada uang untuk rehab rumah, buat makan juga sudah susah,” jelasnya. Di rumah milik Waskina, ada enam jiwa yang tinggal, sementara jumlah jiwa yang tinggal di rumah milik Kuniah sebanyak tujuh jiwa. Ia pun khawatir jika sewaktu-waktu bangunan rumah tersebut roboh dan menimpa salah satu anggota keluarganya. “Kalau hujan gede atau angin lagi kencang, ya kita sementara ngungsi, takut roboh tiba-tiba rumahnya. Kalau bisa minta segera dibangun rumahnya,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: