Waspada Truk di Awal dan Akhir Mudik

Waspada Truk di Awal dan Akhir Mudik

JAKARTA- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan kekhawatiran akan risiko kerusakan infrastruktur jalan karena muatan truk pengangkut barang yang berlebih. Mengingat jembatan timbang belum beroperasi dengan sempurna. Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengungkapkan, biasanya lonjakan arus kendaraan pengangkut barang terjadi pada awal masa liburan dan akhir masa liburan. Para pemilik truk biasanya memaksimalkan kesempatan sebelum masa dilarang melintas. Masa-masa inilah yang dianggap Arie paling rawan melintas truk kelebihan muatan “Ini antara dua, armada truk nya bertambah, atau muatannya yang ‘ditambah’,” kata Arie di Jakarta, kemarin (23/5). Arie mengatakan bahwa memang sulit untuk menemukan pola mengatasi mobilisasi truk tersebut. Optimalisasi jembatan timbang pun diakui masih belum maksimal. Namun meski demikian, Arie mengatakan, akan meminimalisasi risiko dengan menyiagakan posko-posko perbaikan. Posko-posko perbaikan tersebut ditugaskan pada masing-masing balai pengelola jalan nasional di masing-masing provinsi. “Setiap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di masing-masing balai saya tugaskan untuk menyiagakan posko tersebut,” kata Arie. Posko tersebut, berisi petugas dan peralatan yang siap diturunkan sewaktu-waktu jika ada kerusakan sarana maupun prasarana jalan. Posko wajib memiliki alat berat. Siap digunakan ketika terjadi longsor dan bencana lain. Selain itu, ada material untuk menambal jalan yang rusak. “Karena AMP (Asphalt Mining Plant) kan tutup semua, jadi materialnya harus siap sendiri,” kata Arie. Balitbang PUPR sendiri, kata Arie memilik alat tambal bernama Campur Panas Hampar Dingin. Bentuknya berisi aspal-aspal panas yang siap digunakan dibungkus dalam plastik-plastik khusus. Gunanya untuk menambal lubang-lubang di jalan secara cepat. “Kayak nambal gigi, 24 jam sudah selesai,” kata Arie. Selain itu, jika terjadi bencana, PUPR menetapkan standar maksimal 2 jam alat-alat berat yang dibutuhkan harus sudah sampai di lokasi. Posko-posko perbaikan ini, kata Arie, akan mulai beroperasi tidak hanya pada masa liburan. Namun juga seminggu setelah dan sebelum liburan. Meski demikian, pengendalian load truk harus tetap dilakukan. Meski dengan semua antisipasi, semua pihak harus mawas diri terhadap truk yang overload. “Kalau misalnya H-14 saja ada jembatan yang runtuh, wah saya jadi repot juga,” kata Arie. (tau)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: