Waspada Rob Sususlan, Ini Sebabnya

Waspada Rob Sususlan, Ini Sebabnya

CIREBON - Beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di wilayah pesisir utara Jawa diterjang banjir rob air laut. Bahkan, terjangan air laut tersebut sampai merusak sejumlah rumah di Indramayu dan Cirebon. Rupanya kondisi tersebut disebabkan meningkatnya pasang air laut ditambah dengan terjadinya hujan di laut, sehingga air dari laut melimpas ke wilayah pesisir. Bahkan, peristiwa tersebut diprediksi bukan yang terakhir, rob masih akan terjadi untuk dua hari ke depan. Forecastre BMKG Jatiwangi, Ahmad Fa Izyn saat dihubungi Radar menuturkan, peningkatan pasang air laut saat ini berada di angka 1,1 meter di atas normal, yang biasanya hanya di bawah 1 meter. Kondisi tersebut, sudah terjadi empat hari terakhir dan diprediksi masih akan terjadi sampai dua hari ke depan. “Pasang air laut maksimalnya di Cirebon dan Indramayu itu, biasanya di bawah 1 meter. Ini sudah di atas normal. Ada pengaruh dari hujan juga yang masih terjadi,” ujarnya. Dijelaskan Ahmad, saat ini sudah memasuki fase musim kemarau. Bahkan awal musim kemarau terjadi pada pertengahan Mei 2018 lalu. Namun demikian, meskipun sudah memasuki musim kemarau hujan masih seringkali turun. “Banjir rob ini selain karena faktor-faktor yang sudah saya sampaikan, juga didukung adany arus laut yang menuju ke arah selatan atau daratan. Sehingga, air melimpas di wilayah pesisir,” imbuhnya. Musim kemarau sendiri bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, namun secara real, hujan masih mungkin terjadi, hanya intensitasnya saja yang berubah menjadi rendah di bawah 100 mm/bulan. Masih terjadinya hujan di musim kemarau saat ini, disebabkan adanya sirkulasi udara Eddy di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan menyebabkan perlambatan kecepatan angin, didukung oleh kelembaban udara cukup tinggi. Sehingga pertumbuhan awan hujan meningkat dan terjadi hujan. “Sirkulasi Eddy sendiri adalah pusaran angin dengan durasi harian. Eddy muncul akibat pengaruh dorongan arus air laut yang terhalang oleh topografi pulau. Sehingga terbentuk suatu pusaran besar massa air,” bebernya. Sementara itu, Nursin, Ketua Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan Darma Muda Mundu Pesisir saat ditemui Radar Cirebon mengatakan, jika sebaran air rob di Mundu Pesisir pada Rabu lalu cukup luas. Disebutkannya, mungkin ada lebih dari seratus rumah yang diterjang rob, namun diakuinya air yang sampai masuk ke dalam rumah mungkin hanya 10 rumah saja. “Kalau yang terdampak ratusan, untungnya rumah warga sekitar sudah tinggi-tinggi. Kalau di Mundu Peisisir rob terjadi di dua blok yakni di Blok Karang Glindingan dan Karang Ketapang,” jelas Nursin. Di wilayahnya, ketinggian air bervariasi. Yang paling parah tentu yang lokasinya paling dekat dengan pantai. Namun diakuinya, untuk ketinggian air yang terjadi saat ini, memang yang paling tinggi selama ini. “Bulan kemarin juga sempat ada rob, itu besar juga tapi tidak sebesar sekarang. Ini sampai masuk rumah warga dan tidak satu dua rumah, kurang lebih ada sepuluh rumah,” bebernya. Sementara itu, Jumat (25/5) rob juga kembali terjadi di Kampung Kesunean Kelurahan Kasepuhan. Meskipun tidak sebesar rob yang terjadi pada saat rob Rabu lalu, namun warga cukup khawatir karena rob masih terjadi, meskipun cuaca sedang cerah dan tidak turun hujan. “Sejak jam setengah enam sore air mulai naik. Tapi di jalan saja tidak sampai masuk ke pemukiman. Kita cek berkala karena khawatir tiba-tiba air naik seperti kemarin. Barang-barang juga sudah kita amankan,” ujar salah satu warga, Nuryati. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: