Selain Pakaian, Benda Mencurigakan di Masjid Plered Berisi Samurai dan Busur Panah

Selain Pakaian, Benda Mencurigakan di Masjid Plered Berisi Samurai dan Busur Panah

CIREBON - Benda mencurigakan yang diduga bom di Masjid Jami’ Al-Barokah Desa Tegalsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jumat (1/6), membuat heboh warga. Dugaannya, mengarah ke bom. Masyarakat dan pihak kepolisian super waspada. Tim Penjinak bom (Jibom) dari Unit Gegana Brimob Detasemen C Polda Jabar langsung datang untuk menjinakkan barang yang diduga bom tersebut. Namun, saat dibuka, ternyata barang tersebut berisi album foto, dua pedang, busur panah, ijazah, dan perlengkapan pakaian yang diduga milik SR (20) yang masih belum bisa dipastikan alamatnya. (Baca: Benda Diduga Bom di Masjid Plered Sita Perhatian Warga, Ternyata…) “Barang-barang ini ditinggalkan dua orang pada saat salat subuh. Namun, saat ditunggu sampai siang, barangnya tidak diambil dan dibiarkan di dalam masjid. Mereka terekam CCTV naruh barangnya pakai mobil. Kita akan dalami lagi. Kondisi aman, bukan bom,” ujar Kapolres Cirebon, AKBP Suhermanto. Menurut keterangan saksi yang juga imam Masjid Jami’ Al-Barokah, H Dulkalim, usai menunaikan sahur, dirinya melakukan kegiatan seperti biasa. Pergi ke masjid dan mengajak masyarakat untuk salat subuh berjamaah. Di dalam masjid tersebut, dia menemukan dua pemuda yang tidak dikenalnya. Kedua pemuda itu seperti musafir yang sudah melakukan perjalanan jauh, dan istirahat di masjid. (Baca: Awas! Benda Mencurigakan Diduga Bom di Masjid Plered) “Ciri mereka itu berjubah, seperti pakaian santri menggunakan tasbih. Usianya sekitar 20 tahunan. Saya biasa aja. Pas azan Subuh, mereka juga ambil wudhu dan mengikuti salat berjamaah dengan kami. Sampai pukul 05.30 WIB, saya pun pulang dan mereka masih ada di dalam masjid,” bebernya. Setelah pulang ke rumah, dia istirahat sejenak. Sekitar pukul 10.00 WIB, Dulkalim pun mendapat kabar kalau barang milik dua pemuda tersebut masih tertinggal. Setelah dicek, dalam bungkusan plastik itu terlihat jelas ada dua pedang dan busur panah. Sehingga pihaknya mencurigainya dan tidak berani membuka barang lainnya. “Di dalam plastiknya aja ada samurai dan busur panah. Kita tidak mempunyai kewenangan untuk membuka tas dan dus itu. Jadi, kita panggil aparat desa setempat dan polisi untuk membukanya,” ujarnya. Mendapatkan laporan dari Dulkalim, polisi pun berdatangan dan memasang police line sebagai garis dilarangnya masyarakat melintas. Meski demikian, hal itu tetap tidak menciutkan para jemaah salat Jumat. Masyarakat pun masih tetap melaksanakan salat seperti biasanya. “Sebelum salat Jumat juga sudah dipasang police line. Dan polisi juga sudah ada. Tapi ya salat Jumat kita seperti biasa. Usai Jumatan sampai sore, lokasi sangat ramai,” ujarnya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: