Begini Cara Remaja Ciremai Giri Memupuk Kepedulian Sosial
Ada banyak cara untuk bisa berbagi dengan sesama. Kalau punya niat, pastinya bisa dilakukan. Seperti remaja RW 17 BTN Ciremai Giri. Lewat Bazar Ramadan, mereka bisa menggelar bakti sosial untuk masyarakat yang kurang mampu. NOVRILA MAYANG PANGESTI, Cirebon WAKTU masih menunjukan pukul 15.30 WIB. Namun sekelompok muda-mudi di RW 17 BTN Ciremai Giri sudah sibuk membenahi meja untuk berjualan. \"Kesiangan,\" kata salah satu remaja pada pembeli yang sudah menunggunya. Aktivitas jual beli sore itu cukup ramai di depan Pos Kamling RW 17 BTN Ciremai Giri. Setiap bulan Ramadan tiba, remaja putra dan putrinya rama-ramai gotong royong. Bazar Ramadan ini sudah jadi tradisi sejak 8 tahun lalu. Ide awalnya ialah bagaimana bisa membantu sesama. “Kita ingin sedekah, tapi juga nyari cara yang paling memungkinkan. Ketemu ide ini,” ujar salah satu pelaku kegiatan, Nurinda Handayani, kepada Radar. Setelah berunding, tercetuslah ide berjualan. Modal awalnya patungan. Kemudian dibelikan bahan-bahan untuk jualan es campur. Hasilnya, dikumpulkan dan diberikan dalam bentuk santunan ke sekolah luar biasa (SLB), panti asuhan maupun panti jompo terdekat di wilayah Perumnas. \"Pertama kali jual es campur. Tapi waktu itu keuntungannya sedikit,” tuturnya. Untuk dapat keuntungan yang lebih baik, remaja seangkatan Nurinda kembali putar otak. Cari cara supaya dapat hasil yang signifikan, sehingga sedekahnya juga lebih banyak. Alhasil dicobalah usaha jual aneka masakan, takjil dan minuman. Kemudian disampaikan juga kepada pembeli, bahwa mereka belanja sambil beramal. “Kita sampaikan kalau keuntungannya itu buat disumbangkan,” ucapnya. Kumpulan remaja tersebut juga menggaet ibu-ibu kompleknya untuk berpartisipasi. Door to door menawarkan apakah ingin ikut menitipkan barang dagangannya. Dalam hal ini, aneka masakan, takjil dan minuman. Penawaran ini pun direspons baik. Ibu-ibu sekitar ikut menitipkan barang jualannya dengan harga miring. Maksudnya, agar nanti keuntungan bagi anak-anak remaja tersebut dapat lebih besar dan lebih cepat untuk dikumpulkan. \"Kita ambil keuntungan satu makanan atau minumannya Rp1 ribu. Kita bisa dapat untung lebih besar dan lebih banyak untuk diberikan kepada yang membutuhkan,\" ujarnya. Menjual dengan harga miring, hanya Rp5 ribu untuk aneka takjil membuat pembeli juga tertarik. Meski penjualan tidak selamanya tinggi, namun pesan dari aktivitas ini adalah meningkatnya kepedulian sosial. Bagaimana remaja-remaja di Ciremai Giri juga menumbuhkan semangat kebersamaan. Dari usaha tahun lalu, mereka bisa mengumpulkan keuntungan sampai Rp4 juta. Di tahun ini, ada peningkatan. Dalam sehari para remaja Ciremai Giri ini bisa dapat untung bersih Rp200 ribuan. “Mudah-mudahan tahun ini naik sedekahnya,” ucapnya. Upaya membangun kepedulian soaial ini sedikit banyaknya telah berhasil. Sebagai contoh ialah ketika barang dagangan tak habis dan dikembalikan kepada ibu-ibu pembuatnya. Mereka tak pernah mempersoalkan. Para ibu-ibu yang ikut jualan juga tak mematok untung banyak. Mereka menyadari aktivitas ini lebih bernilai sosial, ketimbang sekadar jualan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: