Bank Indonesia Imbau Pedagang Ikut Rem Kenaikan Telur

Bank Indonesia Imbau Pedagang Ikut Rem Kenaikan Telur

CIREBON–Kenaikan harga telur dari tingkatan distributor, mau tidak mau membuat pedagang di tingkat eceran melakukan penyesuaian. Imbasnya dalam sebulan terakhir, harga telur terus terkerek hingga mendekati Rp30 ribu. Padahal harga acuannya hanya Rp22 ribu. Itu sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Permendag) 58/2018. Merespons kenaikan ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) masih melakukan pemantauan di lapangan. Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon Abdul Majid Ikram mengatakan, pihaknya masih mengidentifikasi faktor penyebab kenaikkan telur ayam ras. Dari temuan sementara, ada ragam penyebab yang diungkapkan pedagang. Mulai dari harga pakan ayam hingga masalah di tingkatan supplier. \"Sebelutulnya kalau kita perhatikan, kebutuhan telur saat ini tidak terlalu besar seperti Idul Fitri atau Idul Adha. Makanya kenaikkan harga telur saat ini termasuk di luar dugaan, \" ujarnya. Saat ini TPID juga tengah mencari dan mengidentifikasi agen telur ayam ras yang bisa membantu penjualan telur ayam ras dengan harga kompetitif. Sehingga direncanakan dalam waktu dekat akan dilakukan pasar murah. Monitoring ini akan terus dilakukan karena harga telur masih berfluktuatif, sambil memastikan persediaan stok yang cukup. Ia juga berharap tak ada spekulasi dari pedagang yang berusaha mencari keuntungan lebih. Terutama dengan terus menaikkan harga telur. Pedagang diimbau ikut ”mengerem” dan tidak terlalu tinggi menaikkan harga. Apalagi masyarakat juga tengah terfokus pada kepada sekolah, sehingga ketika telur ayam ras naik daya beli akan terpengaruh. Kemudian penjualan menurun dan pada akhirnya merugikan pedagang sendiri. Seperti diketahui, telur ayam memiliki batas kedaluarsa yang terhitung pendek. Hanya sekitar dua pekan saja telur ayam masih dalam kondisi layak konsumsi. Lewat itu, telur sudah busuk. Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Drs Sosro Harsono mengusulkan agar TPID menyelengarakan pasar murah tidak hanya di satu tempat. Hal ini guna memberikan alternatif harga telur yang sesuai kepada masyarakat. “Mudah-mudahan bisa di masing-masing kecamatan,” katanya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: