Nah Loh, Pasar Batik Milik Pemkab Kalah Saing dengan Swasta

Nah Loh, Pasar Batik Milik Pemkab Kalah Saing dengan Swasta

CIREBON-Pemerintah Kabupaten Cirebon belum bisa melakukan pembenahan kawasan Batik Trusmi secara maksimal. Faktanya, keberadaan pasar batik jauh tertinggal dibandingkan swasta. Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Hermanto menyampaikan, banyak pedagang batik di kawasan Pasar Batik Trusmi mengeluhkan minimnya sarana parkir dan kurangnya promosi Pemerintah Kabupaten Cirebon.\"Pasar Batik Weru memang pasar khusus batik. Artinya beda dengan pasar tradisional yang serba ada. Karena pasar batik hanya menyediakan bahan kain batik dan kerajinan batik lainnya,\" ujar Hermanto kepada Radar Cirebon. Selama ini, keberadaan Pasar Batik Trusmi kalah saing dengan pihak swasta. Seolah-olah ada monopoli agen pariwisata yang mengarahkan kawasan Batik Trusmi ke pihak swasta. \"Padahal, pasar batik yang disediakan Pemerintah Kabupaten Cirebon 40 persen harganya lebih murah,\" jelasnya. Melihat fenomena ini, pihaknya menilai pemerintah daerah terkesan kurang peka dalam mengembangkan potensi daerah. Alhasil, keberadaan Pasar Batik Trusmi seperti mati suri. \"Ini yang gencar justru pihak swasta,\" jelasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon, Deni Agustin SE menuturkan, Pasar Batik Trusmi di Cirebon memang tidak seramai apa yang dibayangkan. Sebab, tingkat keramaian hanya di waktu-waktu tertentu saja, yakni hari Sabtu dan Minggu. \"Memang Pasar Batik Trusmi milik pemda untuk sentra para perajin Batik Trusmi. Tapi, kita belum bisa seperti di Jogja yang memiliki satu kawasan yang tersentral,\" tuturnya. Disinggung keberadaan Pasar Batik Trusmi seperti telah dimonopoli pihak swasta, Deni menjelaskan, batik Cirebon sedang bagus dan diminati banyak orang. Namun di sisi lain, persaingan semakin ketat di antara para pengusaha. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan upaya agar pasar batik bisa berkembang. \"Pasar Batik Trusmi ini memang pasar khusus yang tidak komplit dengan kebutuhan lainnya. Jangan disamakan keramaian pasar batik dengan pasar tradisonal,\" paparnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: