Muspika Kecolongan Ada Penggeledahan 2 Rumah Terduga Teroris di Jatibarang
INDRAMAYU - Penggeledahan dua rumah terduga teroris di Blok Pilangsari Desa Jatibarang Baru, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, pekan lalu membuat Muspika Jatibarang merasa kecolongan. Pasalnya, selama ini Muspika Jatibarang sudah cukup gencar melakukan razia kos-kosan dan rumah kontrakan. Tidak ingin kejadian itu terulang, Muspika Jatibarang menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan pemerintah desa dan alim ulama se-Kecamatan Jatibarang. Camat Jatibarang Indra Mulyana menjelaskan, rakor kali ini merupakan bentuk tindak lanjut muspika dalam membatasi pergerakan teroris di wilayah Jatibarang. Dalam rakor tersebut, muspika, pemerintah desa dan alim ulama menyamakan persepsi untuk melawan segala macam bentuk paham radikal dan terorisme. Insiden penggeledahana rumah pelaku terorisme di wilayah Jatibarang, kata Indra, akan menjadi pengalaman berharga baginya untuk mewaspadai semua aktivitas masyarakat. \"Untuk mengatasi hal ini perlu adanya peranan dari semua elemen masyarakat. Semua usaha sudah kita lakukan. Tapi nyatanya pelaku teroris bukan hanya dari pendatang, tapi bisa merupakan warga asli yang terpengaruh,” ujarnya. Untuk itu, kata dia, ia meminta seluruh pihak untuk mewaspadai berbagai hal yang mencurigakan. Pencegahan terorisme, kata dia, bisa dimulai dari tingkat keluarga, dimana orang tua memberika pengawasan pada anak-anaknya agar tidak terpengaruh aliran radikal. “Kejadian ini harus jadi pembelajaran bagi semua. Haarus lebih waspada karena saat ini aliran radikal dapat masuk dan mempengaruhi anggota keluarga,\" tandasnya. Dengan adanya rakor ini, ia berharap kejadian yang terjadi di Jatibarang Baru tidak terulang. Sehingga bisa tercipta wilayah Jatibarang yang kondusif. Sementara, Hidayat (44) selaku masyarakat Jatibarang sangat menyayangkan aksi teror yang di lakukan warga asli Jatibarang. Baginya kejadian tersebut harus menjadi catatan bagi warga lainya untuk melakukan upaya pencegahan. Minimalnya, kata dia, pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga agar tidak ada anggota keluarga yang masuk atau terpengaruh paham radikal. “Ini harus jadi pelajaran kita semua. Paham radikal bisa masuk dan memengaruhi siapa saja. Mari bersatu untuk menjaga lingkungan yang kondusif, cegah aliran radikal agar tak terus berkambang,\" ujarnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: