Waduh, 7 SMPN di Kota Cirebon Menjerit Kekurangan Siswa

Waduh, 7 SMPN di Kota Cirebon Menjerit Kekurangan Siswa

CIREBON–Sedikitnya 7 SMPN masih kekurangan siswa. Rata-rata tak mampu memenuhi 50 persen dari kuota atau daya tampungnya. Kepala SMPN 17 Kota Cirebon H Suhendi W mengaku masih kekurangan 80 siswa. Pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini, SMPN 17 membuka siswa baru sebanyak 10 kelas dengan daya tampung 320. Dengan asumsi satu kelas diisi 32 siswa. Namun hingga kini, jumlah siswa yang sudah terdaftar ada sebanyak 240 siswa. \"Kita masih kekurangan nih mas. Kalau tidak terpenuhi berarti ada ruangan kelas yang tidak terpakai,\" ujar Suhendi kepada Radar Cirebon. Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi SMPN 11 yang letaknya tak begitu jauh dari SMPN 17. SMPN 11 memiliki kuota membengkak, dengan tambahan tiga rombongan belajar. Menurut Suhendi, penambahan rombel itu kebijakan dinas pendidikan, karena ada siswa yang berada di wilayah blank spot. Istilah blank spot ini mengacu pada kondisi sebuah kawasan permukiman yang jauh dari sekolah. Sehingga siswa lulusan sekolah dasar setempat tidak bisa masuk menggunakan zonasi ke SMPN. Seperti dijelaskan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs H Adin Imaduddin Nur. Tambahan siswa yang ada di SMPN 2, SMPN 9, dan SMPN 11 tetap mengacu pada aturan rombel yang ada. Sehingga daya tampung per rombel tidak akan gemuk. Hal ini lantaran ada tambahan kelas dengan cara menggunakan fasilitas ruangan yang kurang fungsional. Seperti di SMPN 2 Kota Cirebon yang menggunakan kelas bekas ruangan TIK. Begitu juga di SMPN 9 dan SMPN 11, yang memiliki dua ruangan laboratorium. Satu ruangan lab yang kurang fungsional itu, akan dijadikan kelas untuk belajar. \"Di SMPN 2 tidak bisa bangun ruangan kelas baru, lahannya sempit. Nah di SMPN 9 dan 11 kan lagi kontruksi,” katanya. Adanya tambahan siswa di tiga SMPN ini, untuk mengakomdir mereka yang berada di zona blank spot. Siswa yang tidak tertampung dalam zonasi sekolah manapun. Tak hanya SMPN 17, sekolah lain juga masih berharap dari jalur offline. SMPN 18 kini sudah mendapatkan 131 siswa. Tapi jumlah itu masih jauh dari kuota. \"Tahun lalu kita cuma dapat 58 siswa, ini lumayan,\" ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 18 Cirebon, M Yusuf. Kondisi serupa juga terlihat di SMPN 12. Dari jalur pendaftaran offline mereka mendapat dua siswa tambahan. Wakasek Humas SMPN 12 Cirebon, Naspan SPd MPd menjelaskan, jumlah tersebut merupakan total siswa yang berasal dari lulusan atau alumni sekolah dasar maupun siswa MI. Terdapat 122 siswa lulusan SD, 16 lainnya dari MI. Total semua siswa tahun ini ada sebanyak 188 siswa. Naspan mengaku masih membuka PPDB jalur offline sampai MPLS berakhir. Dengan adanya ratusan siswa yang belum masuk ke SMP manapun, tentu masih ada peluang untuk menerima tambahan. Kebijakan penambahan rombel di tiga sekolah menjadi sorotan. Pengamat Kebijakan Publik, Sutan Aji Nugraha menilai, masalah ini sudah bisa diantisipasi sejak awal. Apalagi Dinas Pendidikan sudah punya database siswa lulusan SD/MI hasil USBN. \"Kalau nggak diperbaiki, PPDB tahun depan juga bakal kayak gini,\" ujarnya. Sutan berharap, regulasi zonasi ke depan tidak sekadar bergantung pada Google Maps. Tetapi faktor bina lingkungan dari setiap sekolah yang dikedepankan. Siswa terdekat harus mendapat prioritas. Tidak sekadar menggunakan jarak radius tempat tinggal ke sekolah. Yang tidak kalah penting ialah pemetaan siswa dan sekolah. Sehingga di PPDB tahun mendatang pemerataan yang diharapkan pelan-pelan tercapai. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: