Mengenal Kontroversialnya Ali Mochtar Ngabalin

Mengenal Kontroversialnya Ali Mochtar Ngabalin

Jelang Pilpres 2019, Setelah Presiden Joko Widodo menempatkan tokoh muslim konservatif di lingkaran dalam Istana Negara. Ali Mochtar Ngabalin yang penuh kontroversi yang menjabat sebagai Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) pada Rabu 23 Mei 2018. Ngabalin bertugas dalam kaitan komunikasi politik dan berada di bawah komando Deputi IV KSP Eko Sulistyo. Kini, Ali Mochtar Ngabalin diangkat menjadi Komisaris Angkasa Pura I. Ali Mochtar Ngabalin menyebut penunjukkan dirinya sebagai komisaris PT Angkasa Pura I adalah takdir Allah SWT. Ngabalin sekaligus membungkam para pengkritik. \"Saya itu sudah sebetulnya jauh sebelum saya menjadi tenaga ahli utama kantor staf kepresidenan dan juru bicara pemerintah itu jauh sebelumnya, tapi baru ini memang baru ditakdirkan oleh Allah. Bilang sama dia semua jangan menghalangi rezekinya orang yang Tuhan telah mentakdirkan, kau bisa kena kualat dari Allah SWT. Jangan karena kebencianmu kepada suatu kaum, kepada seseorang kau berlaku tidak adil kepada seseorang,\" ujar Ngabalin. Siapa Ali Mochtar Ngabalin? Informasi yang dihimpun radarcirebon.com, Ali Mochtar Ngabalin, akrab disapa Ngabalin, lahir di Fakfak, Papua Barat, pada 25 Desember 1968. Ia memulai karier politiknya sebagai kader Partai Bulan Bintang (PBB) dan sempat menjadi anggota legislatif di Komisi I DPRI RI periode 2004-2009. Kemudian, mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum PBB untuk periode 2010-2015, namun kalah dari MS Kaban pada April 2010. Pada Oktober 2010, bergabung dengan Partai Golkar dengan posisi awal sebagai wakil sekretaris jenderal. Hanya selang enam bulan kemudian, Ngabalin yang pernah menjadi jurubicara Jusuf Kalla pada Pilpres 2009 diperkenalkan sebagai kader pada Rapat Kerja Nasional Partai Golkar. \"Partai Golkar bukan barang baru bagi Ali Mochtar, karena secara biologis saya dibesarkan dalam keluarga Golkar,\" ujarnya. Pilpres 2014, Ngabalin masuk tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa  sebagai juru debat. Ketika pemungutan suara usai dan Joko Widodo dinyatakan sebagai pemenang, tim sukses Prabowo pada 7 Agustus 2014 mengajukan gugatan atas hasil pemilu ke Mahkamah Agung. Pada saat itulah Ngabalin mengumbar ucapan \'nyeleneh\' saat acara halal bihalal pendukung Prabowo-Hatta di rumah Polonia. \"Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti sampai di sini dan kita mendesak Allah SWT berpihak kepada kebenaran, berpihak kepada Prabowo-Hatta. Kita gemas, kapan Tuhan turunkan. Kita desak Allah turunkan bala tentaranya tolong Prabowo.\" Saat MK menolak seluruh butir gugatan Gerindra pada 21 Agustus, Ngabalin melontarkan tuduhan tak sedap kepada sosok yang kini menjadi atasannya. \"Jokowi dan Jusuf Kalla manusia otoriter, mari kita menggunakan kekuatan 67 juta rakyat indonesia menjadi penguatan seimbang,\" kata dia seperti dilansir awak media. Selain itu, Ngabalin dikenal sosok yang memiliki kedekatan dengan Rizieq berawal dari tindak kekerasan massa Front Pembela Islam saat menyerang aksi demonstrasi Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas pada Juni 2008. Tidak hanya melukai peserta demonstrasi, FPI juga ikut menghancurkan  peralatan pengeras suara dan membakar spanduk. Akibatnya 14 orang mengalami luka-luka, termasuk perempuan. Buntutnya 1.500 aparat kepolisian menggeruduk markas FPI di Pertamburan dan menangkap Rizieq Shihab beserta 56 anggota FPI. Ali Mochtar Ngabalin yang saat itu masih aktif di Partai Bulan Bintang (PBB) menjenguk Rizieq di penjara. \"Saya juga mau tanya, kok bisa Habib ditahan? Kenapa setelah 3 hari baru ditangkap? Penangkapan tidak beralasan. Menurut saya, ada desain ini pengalihan isu. Pemerintah jangan menggunakan politik busuk, orang sudah tahu,\" kata Ngabalin kala itu. Dia juga menjadi saksi yang meringankan FPI dalam proses persidangan kasus penyerangan Monas di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Meski kontroversial, Ngabalin sendiri mengaku bersyukur bisa menjabat anggota Dewan Komisaris Angkasa Pura I. Dia mengapresiasi keputusan pemerintah dan berterima kasih kepada Menteri BUMN Rini Soemarno. \"Tentu saya merasa berterima kasih. Tentu saya merasa bersyukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, karena pemerintah, dalam hal ini Ibu Menteri BUMN (Rini Soemarno), bisa memberikan kepercayaan kepada saya. Saya sampaikan apresiasi dan terima kasih,\" kata Ngabalin saat dihubungi wartawan, Kamis (19/7). Ngabalin mengaku tidak ada pertemuan khusus dengan Rini terkait jabatan barunya itu. Dia menyadari penunjukan dirinya menjadi Komisaris AP I tersebut memang domain Rini. Ngabalin menambahkan, Rini pasti memiliki tim untuk menyeleksi siapa yang dinilai pantas menempati posisi komisaris di BUMN. Dia mengatakan proses itu sudah berlangsung sejak dulu, sebelum dirinya bertugas di KSP. \"Tentu ada tim yang untuk atas nama Ibu Menteri. Tentu mereka mempelajari, menyeleksi, sampai ada keputusannya seperti itu,\" katanya.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: