Catat! Hanya 606 Warga yang Boleh Gunakan TPSS Bima

Catat! Hanya 606 Warga yang Boleh Gunakan TPSS Bima

CIREBON–Dalam beberapa hari ini Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) Stadion Bima kelebihan kapasitas. Volumenya tidak wajar. Sampai-sampai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus melakukan tambahan ritasi pengangkutan. Menggunakan satuan hitung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan jumlah pelanggan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata, terlihat ada kejanggalan dalam lonjakan volume sampah. Jumlah pelanggan Perumda Air Minum Tirta Giri Nata yang hanya 606 di kawasan Stadion Bima (termasuk Kabupaten Cirebon). Semestinya penambahan volume sampah per hari hanya 48,48 kilogram. Angka ini merupakan hasil pengalian dari asumsi sampah per individu yang diperkirakan KLHK antara 0,5-0,8 kilogram per hari. Dengan kontainer berkapasitas 8 meter kubik yang berada di TPSS Bima, mestinya tambahan sampah dari 606 pelanggan itu tidak menjadi masalah berarti. Rupanya, TPSS Bima ini harus menampung limpahan dari kawasan sekitarnya. Bukan hanya 606 pelanggan Perumda Air Minum Tirta Giri Nata yang terdapat di tiga RW. Ketua RW 10 Yudhasari Komplek Bima, Karim mengeluhkan kondisi ini. Lingkungan sekitar mulai terpengaruh dengan hadirnya limpahan sampah dari wilayah Kabupaten Cirebon itu. “RW kami yang paling dekat, keganggu sekali kalau sampah numpuk gitu,\" ujar Karim kepada Radar Cirebon. Para pedagang di Selter Bima juga mengeluhkan hal serupa. Sri (50) meminta DLH melakukan pengawasan. Sebab, lapaknya dekat TPSS Bima. Tumpukan sampah basah tersebut jelas membuat bau tidak sedap. Sekaligus tidak nyaman dipandang. “Sebetulnya sih diangkut rutin sama petugas. Tapi yang buang banyak, jadi numpuk begitu,” katanya. Warga Perumahan Bima, Abas (40) mengungkapkan, tumpukan sampah di TPSS berasal dari wilayah lain. Mereka membuang sampah di kota karena tidak punya TPS. Alhasil, TPSS Bima kelebihan muatan. Padahal pengangkutan sampah dilakukan dua kali dalam sehari. \"Yang buang dari mana-mana,” katanya. Masalahnya, sekarang yang memanfaatkan TPSS Bima tidak terkendali. Mereka yang bukan pelanggan Perumda Air Minum Tirta Giri Nata juga ikut-ikutan. Kepala Bidang Kabid Pengolahan Sampah dan LB3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Supriyanto S Sos MSi mengaku sudah menerima keluhan dari warga dan RW di sekitar Stadion Bima. “Mereka rebutan buang sampah di TPSS Bima. Di sana keburu penuh karena warga dari luar daerah juga buang di situ,” tuturnya. Supriyanto miris dengan kondisi ini. Permasalahan sampah di perbatasan Kota dan Kabupaten Cirebon tak kunjung tuntas. Ditutupnya TPSS RW 06 Bima oleh DLH Kabupaten Cirebon tidak menyelesaikan masalah. DLH sejauh ini berupaya menambah ritasi pengangkutan sampah dari TPSS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur. Dengan tambahan ini diharapkan tumpukan sampah di TPSS bisa ditanggulangi. Soal masalah di perbatasan, Supriyanto mengungkapkan, antara Pemkot dan Pemkab Cirebon, sebenarnya telah terikat nota kesepahaman penanganan sampah di Bima. Salah satu poinnya adalah pemkab memberikan kontainer penampungan sampah. Tapi sampai saat ini belum ada realisasinya. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: