Insentif Dipangkas, Aplikator Sejahtera, Driver Online yang Oleng

Insentif Dipangkas, Aplikator Sejahtera, Driver Online yang Oleng

CIREBON- Pemangkasan insentif driver (sopir) online menuai reaksi. Ratusan driver online Gojek dan Grab Cirebon tak terima dengan kebijakan itu. Dalam sebuah surat yang beredar luas melalui WhatsApp, mereka ingin keadilan. Tak ingin dijadikan sapi perah. Bahasa sindiran para driver online dalam surat itu; mereka yang sejahtera, kita yang oleng. AKSI damai. Ya, hari ini Senin (6/8) ratusan sopir online melakukan aksi damai. Menyampaikan aspirasi terkait kebijakan pemangkasan tarif tersebut. Aksi damai akan dimulai pagi ini pukul 09.00 WIB. Dari kompleks Bima, mereka akan konvoi menuju kantor Grab di kompleks CSB Mall dan kantor Gojek. Tigor, salah seorang driver online mengatakan aksi itu bertujuan menyuarakan penolakan pemangkasan insentif yang kian hari makin menurun. Ia berharap adanya aksi damai ini pihak aplikator mengubah kebijakannya. \"Kami ingin insentif tetap ada. Jika ada kebijakan, maka pihak aplikator bisa berdiskusi bersama dengan mitranya,\" tuturnya. Ia berharap aksi damai yang dilakukan dengan seizin kepolisian ini bisa berjalan sesuai yang direncanakan. Dan tentunya tanpa aksi anarkis. \"Kami melakukan aksi damai agar bisa menyampaikan aspirasi. Dan tentu saja tak akan ada aksi anarkis,\" jelasnya kepada Radar Cirebon. Para driver online yang akan melakukan aksi damai ini juga akan menonaktifkan aplikasi dan tak menerima orderan. “Kami akan nonaktif, tapi ada beberapa juga yang tetap mengaktifkan aplikasi. Kami beri kebebasan,\" ungkapnya. Sementara itu, beberapa komunitas dan koperasi driver online menyatakan tak akan ikut turun dalam aksi damai tersebut. Salah satunya HOTB. Ketua HOTB Ivan mengaku tak menginstruksikan anggotanya untuk turun pada aksi damai tersebut. Saat ini pihaknya memiliki sekitar 100 driver. Dia menyatakan mendukung tujuan aksi damai itu. Yakni soal kebijakan pemangkasan insentif. \"Kami dukung poin yang diajukan dalam aksi damai tersebut. Namun cara kami beraspirasi bukan melalui aksi damai. Kami lebih ingin duduk dan berdiskusi bersama,” jelasnya kepada RadarCirebon. Ivan menambahkan, penurunan insentif memengaruhi jumlah nominal insentif yang didapatkan driver online. Menurutnya, jika insentif terus turun, lama kelamaan insentif ditiadakan. “Mungkin saja ini adalah cara aplikator untuk menekan orderan fiktif. Karena kini mulai banyak yang nakal dengan menggunakan orderan fiktif,” tuturnya. Sehingga nantinya jika memang insentif ditiadakan, maka orderan yang nyata akan semakin banyak. Namun jelas, sambung dia, di sini nilai minusnya adalah driver online berkurang karena kurangnya insentif. Banyak juga driver yang tak bisa menutupi biaya operasional karena tak adanya insentif. \"Saat ini jumlah driver online di Ciayumajakuning ada sekitar 3.500 hingga 4.000 driver. Sehingga mungkin saja aplikator ingin memangkas driver yang semakin hari semakin bertambah ini dengan diturunkannya insentif,” ujarnya. Ivan mengklaim hingga saat ini dalam komunitasnya belum ada driver yang mengundurkan diri. Namun sebagin besar ter-suspend dan tak bisa mengambil orderan lagi. Ia juga berharap pihak aplikator ke depan bisa memberikan kebijakan baru dengan duduk bersama driver online sebagai mitra untuk mendapatkan kebijakan yang mensejahterakan driver. \"Pihak aplikator juga mestinya memikirkan kesejahteraan driver. Sehingga kebijakan bisa menguntungkan kedua belah pihak. Jangan mengambil kebijakan secara sepihak,\" tandasnya. Ia kembali menambahkan bahwa armada yang bergaung di HOTB akan tetap online hari ini. \"Kami memiliki kepentingan mencari nafkah juga,\" jelas Ivan. Aksi damai damai ini juga mitra driver online yang bernaung dengan PT Ifa Abdul Razaq. Bayu dari PT Ifa Abdul Razaq menyatakan pihaknya tidak akan ikut serta dalam aksi damai tersebut. Bahkan pihaknya akan tetap beroperasi seperti biasa. “Kami menjaga kondusivitas keamanan dan kenyamanan Kota Cirebon dengan tetap onbid untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna transportasi online di wilayah ini. Bila ada pihak-pihak yang menyatakan sebagai tim atau mitra PT Ifa Adul Rozaq, Cabang Kota Cirebon, dipastikan bukan bagian dari kami,\" tandas Bayu. Ia memiliki analisa sendiri mengenai insentif driver online yang kian menurun. Menurutnya, fenomena ini tentu memiliki supply and demand tersendiri. \"Saat insentif kian turun, tarifnya malah makin naik. Sehingga ini sama saja dengan adanya insentif. Dengan adanya kenaikan tariff, tentu akan meminimalisir orderan fiktif,\" tutur Bayu. Menurutnya, ke depan bisa saja insentif ditiadakan untuk menekan orderan fiktif dan mengedepankan para driver yang benar-benar terjun di driver online. Saat ini ia juga menuturkan telah melakukan regulasi yang telah ditetapkan pemerintah. Yakni melakukan uji KIR. \"Saya punya 170 armada dan setengahnya sudah uji KIR tahap satu,\" pungkas Bayu. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: